Lihat ke Halaman Asli

Madin

Guru

Apa Sebenarnya Hakikat Hidup Manusia?

Diperbarui: 4 April 2017   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manusia hidup di dunia bukannya tidak mempunyai tujuan. Setiap anak manusia yang dilahirkan ke dunia oleh Allah berarti mempunyai sebuah misi besar. Misi tersebut ialah beribadah kepada Allah SWT. Mungkin kita tidak menyadari bahwa saat manusia berada di alam roh ia telah membuat sebuah perjanjian dengan Allah.

Saat itu Allah berkata kepada calon bayi manusia yang akan lahir ke dunia. “Alastu birobbikum? (apakah kalian menyaksikan bahwa saya adalah Tuhan kalian?”. Lalu manusia berkata : “qoluu bala syahidna…” (Iya ya Allah saya menyaksikan bahwa Engkau adalah Tuhan kami). Jika saat itu manusia mengucapkan lafadz ini maka ia akan lahir kedunia. Jika tidak maka ia tidak akan lahir kedunia. Dalam hal manusia yang berhasil dilahirkan kedunia oleh ibunya memiliki amanah yang harus ia kerjakan selama ia menghirup udara dunia yang fana ini.

Amanah yang harus dikerjakan ialah senantiasa beramal soleh. Amal soleh artinya beramal baik. Mau mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan apa yang disunnankan oleh nabi-Nya. Dimana Allah telah membuat suatu firman yang telah dibukukan didalam sebuah kitab suci. Kitab tersebut bernama Alquran. Anjuran-anjuran nabipun telah dibukukan yang sering disebut dengan Alhadis. Kedua kitab ini adalah pedoman hidup manusia dalam beramal. Jadi, jika manusia akan beramal hendaknya terlebih dahulu membaca dan mempelajari kedua kitab ini. Tujuannya adalah agar amalan yang akan dikerjakan tidak salah. Bisa dibayangkan jika manusia tidak mau mempelajari keduanya maka ia tentu akan kehilangan arah dari jalur yang benar yang telah Allah tunjukkan.

Kitab Alquran dan Hadis dapat dikatakan sebagai kompas. Mengapa? Kompas biasa digunakan oleh orang yang melakukan perjalanan jauh. Untuk menuntunnya kearah timur, barat, utara dan selatan. Samahalnya dengan manusia yang hidup di dunia. Ia bagaikan musafir yang melewati padang pasir yang maha luas. Ia harus membawa penunjuk arah. Tanpa kompas ia akan tersesat atau kehilangan arah. Ia hanya akan berputar-putar disatu tempat. Dapat halnya ia mengambil jaur yang salah. Ia tidak akan mampu sampaipada titik akhir perjalannanya.

Manusia disamping berkewajiban beramal baik juga mempunyai tugas menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Larangan-larangan agama itu sendiri sudah terpampang dengan jelas didalam Alquran dan Hadis. Diantara larangan tersebut ialah larangan berbuat syirik, durhaka kepada kedua orang tua, berbohong, berzina, mencuri, meminum minuman keras, berjudi dan masih banyak lagi. Ada istilah bahwa jika beramal baik maka ukurannya sesuai dengan kemampuan. Adapun ukuran meninggalkan amalan jelek bukannya sesuai dengan kemampuan, akan tetapi amal jelek harus dijauhi sejauh-jauhnya.

Amal jelek harus ditinggalkan karena perbuatan tersebut hina dimata Allah. Sebagai contoh perbuatan zina. Zina dimana Allah berada diposisi kedua setelah syirik jika berbicara tentang kadar dosanya. Zina adalah perbuatan nista yang sangat dibenci oleh Allah. Dimana ada seorang lelaki meletakkan spermanya pada perempuan yang tidak halal baginya. Naudzu billahi min dzalik.

Jika dilihat dari kacamata dunia perbuatan dosa mempunyai akibat yang akan didapat selama hidup. Sebagai perumpamaan orang yang mempunyai kebiasaan berzina maka akan mudah terkena penyakit HIV-AIDS. Penyakit ini adalah penyakit berbahaya yang membunuh banyak orang dipermukaan bumi. Bisa jadi ini adalah siksaan yang Allah berikan kepada hambanya yang melanggar perintah-Nya. Maka dari itu sebagai manusia memang harus senantiasa mengikuti rel-rel yang telah Allah buat. Dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan aman dan penuh ketenangan.

Penulis belajar di Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).

Makassar, 25 Maret 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline