Lihat ke Halaman Asli

Kenangan Bersama Keluargaku

Diperbarui: 26 September 2022   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima tahun yang lalu di penghujung akhir semester genap, aku dan adikku telah menyelesaikan ujian kami. Kedua orang tuaku berencana mengajak kami untuk liburan bersama. Dengan antusiasnya adikku langsung mengusulkan ingin pergi liburan ke Pantai Pangandaran, Salah satu destinasi di Jawa Barat. Kemudian ayah, ibu, dan aku menyetujuinya.

Tiba-tiba dering telepon berbunyi. Ayahku mengangkat teleponnya, ternyata dari kakekku. Mengetahui itu, ibuku memberikan saran untuk mengajak kakek dan nenek liburan bersama. Ini menjadi pengalaman pertamaku pergi liburan bersama ke Pantai. Ayahku menyuruh kami segera berkemas. Pagi harinya, kami bersiap untuk berangkat. Kami pergi menjemput kakek dan nenekku di rumahnya.

Brakkk... Semuanya terjadi begitu cepat. Di tengah perjalanan kendaraan yang kami naiki ditabrak oleh kendaraan lain. Aku terkejut, degup jantungku seperti berlari kencang. Terlihat dari jendela mobil, penabrak itu melesat pergi dengan mobilnya. Kami menepi dan warga sekitar mendekat. Bagian belakang samping kanan mobil yang aku naiki ada sedikit penyok karena tertabrak. Kerusakannya tidak parah, kami pun melanjutkan perjalanan.

Kakek dan nenekku sudah menunggu di teras rumah. Kemudian ayahku mengangkut barang bawaan mereka ke bagasi mobil. Kakek dan nenekku naik ke dalam mobil. Mobil yang kami naiki melesat pergi menuju arah Pangandaran. Kami melewati arah jalan Kota Cicalengka - Garut - Tasik - Ciamis - Banjar - Banjarsari - Pangandaran.

Di tengah perjalanan, waktu menunjukkan sudah mulai siang, "ayo makan dulu, aku lapar" kata adikku. Akhirnya kami menepi di rumah makan pinggir jalan Ciamis. Di sana ada berbagai macam jenis makanan. Kami memesan makanan, lalu duduk di tempat yang tersedia. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan.

Jalanan dipenuhi dengan kendaraan roda 4 maupun roda 2. Kemacetan dimana-mana. Matahari yang terik menyinari bumi dengan menyengat seperti sedang di Padang pasir.

"Ahh... panas gini!!" Seru aku.

"Tutup saja jendelanya yah, biar pakai AC aja jadi adem gak panas." Kata ibuku.

"Nah! dari tadi kek. Ayah nih kurang peka." Sahut adikku.

Ayahku hanya diam saja dan fokus menyetir. Suasana dalam tidak terasa membosankan karena aku dapat membunuh waktu dengan berbincang bersama adikku. Tak lama kami pun terlelap tidur. Beberapa menit kemudian. "Hoamhh..." aku dan adikku berbarengan. Tidak terasa kami telah sampai di wilayah Pangandaran banyak orang yang berlalu-lalang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline