Goresan biru merayap dalam bait-bait sajakku,
Pada larik-lariknya sebuah romansa tak selesai,
Sayup fajar pagi beringsut di derai hujan, Gemetar membuka pintu cakrawala, Meraupi serpihan rasa,
Pada gerbang langit selarik graffiti muramkan cuaca,
Saat fajar kian lusuh menyingkap tirai bumi, Matahari yang sirna. Pohon-pohon yang menari,
Mengais cahaya surga Yang terulur lewat tubuhmu yang bugil,
Dan berayun di udara,
Lupakan saja kehangatan yang pernah ada,
Meski sebait nostalgia takkan pernah usai kita baca,
Setelah kita sepakat untuk hapuskan semua jejak,
Dan urung saling mendekatkan jarak,