Siapa sih, yang masih bisa tenang dan senang ketika mendengar harga BBM yang kembali naik?
Pada awal September 2022, pemerintah resmi mengumumkan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ). Minyak Bumi adalah sumber daya alam atau bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, dan sangat diperlukan oleh masyarakat saat ini. Namun, akhir-akhir ini penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan produksi minyak bumi sudah tidak berbanding lurus lagi, dengan pola kebutuhan masyarakat.
Adanya hal itu, mengakibatkan ketidaksetujuan dari pihak masyarakat. Meningkatnya harga BBM juga, berdampak besar pada perekonomian masyarakat. Karena dengan harga BBM yang naik, harga bahan pokok pun melonjak semakin melambung tinggi.
Sektor-sektor yang menggunakan BBM, pasti akan mengalami kerugian atau dampak yang paling dekat dan besar. Contohnya para angkutan umum, kurir, bahkan kita. Hal ini sudah terlihat dari tarif biaya yang naik dari biasanya. Masyarakat yang mengalami hal ini, terutama untuk kalangan menengah kebawah merasa resah karena naiknya BBM.
Ekonomi semakin surut. Masyarakat semakin merasa keberatan akan bahan pokok yang ikutan terkena dampak. Seperti beras, dan bumbu lainya. Salah satu pengendara motor bernama Abdillah mengaku telah beralih menggunakan Pertamax ke Pertalite setelah harga BBM naik. Menurut Abdilah seorang kurir, ia menyatakan bahwa berasa banget kenaikan harganya. Awal-awal naik dia masih pakai Pertamax, tapi isi Rp 25.000 itu bisa buat dua hari, ini cuma satu hari. Ia mengaku peralihan penggunaan BBM dari Pertamax ke Pertalite itu untuk menekan pengeluaran biaya setiap hari. Pasalnya, Abdillah merupakan kurir. Abdillah mengaku, untuk mengisi bensin Pertalite, ia harus mengantre panjang di SPBU. Kondisi itu katanya terjadi hampir di setiap SPBU.
Dari sisi ekonomi, kenaikan harga BBM jelas akan mendorong kenaikan biaya produksi, mendorong adanya inflasi yang akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan harga BBM yang naik, biaya akomodasi pun meningkat. Para pelajar yang perlu menggunakan transportasi umum, mengeluh karena biaya ongkos yang semakin mahal dari biasanya. Para ibu rumah tangga yang semakin pusing melihat harga bahan pokok yang serba mahal. Dari sini saja kita bisa membuktikan bahwa kenaikan harga BBM berpengaruh besar terhadap ekonomi masyarakat juga.
Apakah pemerintah tidak punya rasa prihatin melihat rakyat yang menjerit karena harga ekonomi semakin melangit akibat naiknya harga BBM?
Oleh karena itu pemerintah harusnya bisa mempertimbangkan harga BBM, jangan sampai, proses kenaikan harga BBM yang dibuat atas kebijakan pemerintah , malah menekan rakyat yang tidak sanggup dalam mengikuti perubahan tadi. Karena dengan adanya kenaikan harga BBM ini pun sebenernya sudah menjadi hal yang menimbulkan ketidaksetujuan dari masyarakat.
Dalam menanggulangi BBM, atau krisis ekonomi yang dialami, harusnya pemerintah bisa lebih bijak dan memperhatikan rakyat kecil yang merasa dirugikan. Terutama untuk para pekerja kurir dan supir angkot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H