Lihat ke Halaman Asli

Indonesia dalam kebhinekaan ; Menjaga Kebhinekaan Di Era Digital

Diperbarui: 1 Januari 2024   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Unity in Diversity atau yang lebih dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika,yaitu merupakan semboyam atau motto dari bangsa Indonesia,yang mengajarkan sifat toleransi antar umat. Semboyan ini dipakai untuk menggambarkan adanya persatuan dan kesatuan dari bangsa Indonesia,yang sejatinya memiliki keanekaragaman budaya,bahasa,ras,suku,agama dan keyakinan.

Di era digital yang semakin maju ini,menjaga kebhinekaan menjadi suatu tantangan yang krusial bagi Indonesia.  Teknologi memberikan kemampuan akses informasi,komunikasi global,dan pertukaran budaya,namun disaat yang sama ,dapat menjadi sumber konflik dan jika tidak dikelola dengan bijaksana.

Salah satu tantangan utama adalah dampak media sosial. Dimana platform-platfrom memiliki potensi besar untuk memperkuat keberagaman dengan memfasilitasi dialong lintas budaya,namun sebaliknya,dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan prasangka dan meningkatkan kesenjangan sosial. Misinformasi dan disinformasi dapat memicu ketidaksetaraan dan merusak kerukunan antar etis.

Pentingnya literasi digital menjadi krusial dalam upaya mempertahankan kebhinekaan. Literasi digital bukan hanya tentang cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana memahami,menilai,dan merespons informasi yang ditemui secara online. Maka dari itu Pendidikan di Indonesia memasukkan aspek ini dalam kurikulum yang akan membekali generasi muda dengan keterampilan yang sangat diperlukan dalam menyaring konten dan memahami implikasi dari apa yang mereka dapat, dan juga memberikan pemahaman tentang keberagaman,hak asasi manusia,dan nilai -nilai toleransi.

Disisi lain peran pemerintah dalam menjaga kebhinekaan di era digital juga sangat penting dalam mendukung upaya menjaga kebhinekaan.Pembuatan kebijakan yang membatasi penyebaran konten diskriminatif dan provokatif dapat menjadi langkah awal yang efektif.Selain itu mendukung inisiatif dan kampanye online yang mempromosikan nilai-nilai persatuan dan toleransi dapat menciptakan dampak positif di masyarakat digital.

Dalam menjaga kebhinekaan di era digital, penting untuk menghindari kesan moralitas yang mehakimi atau tindakan reprensif yang dapat memicu resistensi. Lebih baik memberikan penekanan pada pendekatan inklusif.Tidak kalah penting mempromosikan etika digital di kalangan pengguna. Dimana melibatkan penggunaan internet yang tanggung jawab,memerangi penyebaran informasi palsu, dan menanggapi tindakan diskriminatif secara online.

Dengan cara ini, kita dapat mencapai visi kebhinekaan yang harmonis di era digital ini. Menggabungkan pendidikan,regulasi teknologi, dan partisipasi masyarakaat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan online yang mendukung dan memperkaya keberagaman budaya dan dapat memastikan teknologi memberikan manfaat positif bagi keberagaman budaya di seluruh dunia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline