Musuk adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Dari 20 desa yang ada didalamnya, Desa Cluntang merupakan salah satu desa yang terletak di lereng gunung merapi yang mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.
Penghasilan keseharian masyarakat desa Cluntang adalah mawar dimana per/karung dijual kurang lebih 10-50 ribu rupiah. Sehingga tidak heran jika setiap rumah disini memiliki kebun mawar didepan maupun belakang rumahnya.
Oleh karena itu, tim KKN-PPM UGM Musuk memberikan inovasi baru yakni dengan mengolah mawar sebagai selai yang sehat dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Pembuatan selai mawar tidak rumit dan hanya membutuhkan bahan-bahan dapur yang sederhana antara lain kelopak mawar 50 g, gula 110 ml, air 250ml, asam sitrat 0.5 g, garam secukupnya serta alat berupa blender.
Dalam cara pembuatan selai mawar juga tergolong mudah yakni lepaskan kelopak mawar dari kuntumnya, lalu cuci kelopak mawar sampai bersih, kemudian rebus selama satu menit. Setelah mendidih, tiriskan dan tunggu hingga dingin kurang lebih satu menit, lalu blender hingga halus dan tuang ke dalam wajan sekaligus masukkan gula, asam sitrat, dan garam secukupnya. Tahap terakhir, aduk hingga mengental dan selai siap disajikan.
Selain meningkatkan nilai jual, kelebihan dari mengkonsumsi selai mawar adalah kandungan zat yang ada di dalam bunga mawar meliputi vitamin B, E, K. Dalam pembuatannya juga tidak membutuhkan pewarna makanan karena di dalam bunga mawar terdapat Antosian yang merupakan salah satu zat pewarna alami berwarna merah yang larut dalam air.
Kelebihan lain yang didapatkan adalah belum banyaknya produk di pasaran sehingga selai ini menarik dan patut dicoba.
Penulis : Hasna Widyas Paramaatika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H