Lihat ke Halaman Asli

Pudji Prasetiono

Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

"Ratu" Inggris Menyerah di "Papan Catur"

Diperbarui: 14 Juli 2018   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gol Mario Madzukic di Semi Final Versus Inggris (Dok. Kompas.com)

Nyaris saja negeri yang dipimpin Ratu Elizabeth tersebut mempunyai kesempatan untuk bernostalgia atas kerinduan mereka saat mengalahkan Jerman Barat 4-2 dalam sebuah pertandingan kontroversial di Stadion Wembley, London, lima puluh dua tahun silam, tepatnya di tahun 1966.

Sudah terlalu lama jeda Inggris dari pertama kali menggenggam prestasi sepak bola terbesar sejagat, hingga Piala Dunia Rusia 2018. Negara selevel Inggris tergolong minim prestasi, setelah terakhir di tahun 1966 menjuarai Piala Dunia untuk yang pertama kali, berikutnya Inggris hanya bisa menempati posisi atau peringkat ke-4 di Piala Dunia Italia 1990, selebihnya hanya mentok diperempat final.

Harusnya tinggal selangkah lagi Harry  Kane dan kawan-kawan bisa berkesempatan membawa Inggris meraih mimpi nya kembali ke memory Piala Dunia 1966. Namun sayang mimpi itu buru-buru "dikubur" Mario Madzukic, yang akhirnya berhasil mengungguli Inggris 2-1 dengan babak ekstra time, pada menit ke-109.

Inggris boleh unggul lebih dulu, dengan gol hasil tendangan bebas Trippier dimenit ke-5 babak pertama, namun nyata-nyata nya Kroasia berhasil menyamakan kedudukan dan akhirnya malah berbalik mengungguli.

Inggris dan Ambisi Juara

Tripper dan Tim Inggris Saat Semi Final vs Kroasia (Dok. Kompas.com)


Hary Kane datang ke Rusia dengan ambisi besar. Sederet pemain bintang menghiasi jajaran skuat The Three Lions. Nyaris semua posisi dihuni pemain kenamaan dari jajaran klub papan atas Liga Premier Inggris. Sebut saja Lingard, Marcus Rashford, Rahem Sterling, Dele Ali, juga Daniel Storadge.

Dengan skuat tim mentereng yang dimiliki Inggris harusnya mereka bisa terus melaju. Tim Inggris yang sekarang merupakan tim terbaik, generasi emas, dengan formasi mantap di usia rata-rata pemain yang masih relatif muda tersebut.

Dipertengahan kompetisi Piala Dunia Rusia 2018 setelah memasuki fase perempat final, saya pribadi sempat mengangankan pertemuan final klasik, antara Perancis versus Inggris. Akan begitu menarik andaikan hal tersebut bisa terwujud dalam Piala Dunia Rusia 2018. Dimana kedua tim sama-sama berambisi besar mengejar titel juara Piala Dunia untuk kali kedua.

Discount dan Kemudahan

Inggris dan Fase 16 Besar (Dok. Kompas.com)


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline