Lihat ke Halaman Asli

"Tukang Kritik" Tempatnya di Neraka

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Tukang Kritik" Tempatnya di Neraka adalah topik kedua yang saya utarakan di Kompasiana. Topik ini saya anggap perlu karena saat ini sudah banyak sekali orang yang tidak tahu "ETIKA" bagaimana mengkritik. Hasilnya pun bisa di lihat, para tukang kritik itu sudah terjerumus kedalam jurang "MENGHUJAT".

Secara hakiki bahwa Kritik itu seperti "MERPATI Pos, ia akan kembali pulang". ini konsep dasarnya.

Namun pada kenyataanya, kritik adalah proses dimana seseorang melihat kelemahan orang lain, melihat kejelekannya, kemudian menuliskan kejelekan itu di muka publik, menyebarkannya dan menambah-nambahnya. Kritik dalam kategori ini saya menyebutnya sebagai "Tukang Kritik" tempatnya di Neraka.

Sebab kritik yang sifatnya mencari-cari kesalahan orang lain, akan masuk ke ranah DENGKI. dan dengki adalah penyakit hati yang PALING MENGERIKAN. sebab dengki itu "ibarat api memakan kayu bakar".

Seperti bait syair yang saya renungkan beberapa waktu yang lalu selepas sholat Zuhur :

Wahai para pengkritik lihat dirimu dulu

Coba berkaca apa dosa-dosa mu itu

Hitung-hitung dulu apa tujuan hidupmu

Kritik itu ringan bak debu tapi dosa bak gunung semeru

Melihat kesalahan orang itu mudah

Mencoba membuka aibnya juga tak susah

Namun tahukah kamu siapa itu Abrahah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline