Ekonomi kreatif telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di tahun 2023, sektor ini berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menjadikan Indonesia berada di urutan nomor tiga di dunia dalam kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB. "Kita sudah tiga besar ekonomi kreatifnya. Nomor satu AS dengan Hollywood juga musik country-nya, kedua ada Korea Selatan dengan drakor dan K-pop, dan Indonesia melesat menuju nomor tiga dari segi persentase terhadap PDB," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam perayaan Hari Kreatif Nasional pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Indonesia memiliki keunggulan ekonomi kreatif, terutama karena kekayaan budaya dan kreativitas masyarakatnya. Berdasarkan Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024/2025, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB pada 2023 mencapai 1.414,77 triliun dan telah menciptakan 24,92 juta lapangan pekerjaan. Nilai ekspor produk ekonomi kreatif juga sangat tinggi, mencapai 23,96 miliar USD.
Dari total kontribusi tersebut, sub sektor kuliner, fesyen, dan kriya menjadi yang paling menonjol. "Total dari kuliner 43 persen, fesyen 17 persen, dan dari kriya 15 persen. Jadi total sudah mencapai hampir 75 persen. Dan 25 persennya ini adalah 14 sub-sektor lainnya yang bertumbuh di atas rata-rata yang membawa Indonesia secara persentase nomor tiga terbesar di dunia," ujar Sandiaga.
Namun, dibalik pencapaian tersebut, sektor ekonomi kreatif tidak lepas dari tantangan. Banyak pelaku ekonomi kreatif, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menghadapi kendala dalam akses pembiayaan, infrastruktur, dan pemasaran. Berdasarkan hasil survei Roadmap Perekonomian Apindo 2024-2029 dengan lebih dari 2.000 responden perusahaan, sebanyak 61,26% perusahaan kesulitan mendapatkan pinjaman atau kredit dari perbankan atau lembaga keuangan. Hal ini menjadi tantangan besar, khususnya bagi pelaku UMKM yang mendominasi di sektor ekonomi kreatif ini.
"UMKM mendominasi angka yang tidak pernah mengajukan pinjaman ke bank. Berbeda dengan perusahaan skala besar yang banyak tengah mengajukan pinjaman," jelas Shinta, Ketua Umum Apindo. Rendahnya akses pembiayaan ini membuat banyak pelaku UMKM kesulitan untuk mengembangkan bisnisnya, baik dalam meningkatkan kualitas produk maupun memperluas pasar.
Untuk memastikan sektor ekonomi kreatif terus tumbuh, berbagai upaya harus dilakukan. Pemerintah dan lembaga keuangan perlu memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM ekonomi kreatif. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga rendah bisa diperluas cakupannya agar menjangkau lebih banyak pelaku usaha. Selain itu, pendirian creative financing hubs di berbagai daerah dapat membantu pelaku usaha memahami cara mengakses pendanaan alternatif, seperti crowdfunding dan venture capital.
Pengembangan infrastruktur yang mendukung ekonomi kreatif juga menjadi hal penting. Pusat kreatif (creative hubs), ruang kerja bersama (co-working space), serta fasilitas produksi dan distribusi perlu ditingkatkan untuk menunjang pertumbuhan sektor ini. Kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan komunitas lokal dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang relevan dengan kebutuhan pelaku usaha di berbagai daerah.
Pemerintah juga dapat mendorong ekonomi kreatif melalui program pelatihan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan keterampilan pembukuan usaha. Dengan memberikan pelatihan terkait pembukuan usaha dan pembuatan laporan keuangan, pelaku UMKM dapat lebih memahami arus keuangan bisnis mereka, menghitung keuntungan secara akurat, serta mengidentifikasi dan menghindari potensi kerugian. Selain itu, pemerintah perlu memberikan bantuan terkait sertifikasi seperti Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), Sertifikasi Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT), sertifikasi halal, serta mempermudah izin usaha. Langkah-langkah ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk UMKM dan memperluas pasar mereka.
Digitalisasi juga menjadi kunci untuk memperluas jangkauan pasar produk ekonomi kreatif. Pelaku usaha harus dibekali dengan pelatihan pemasaran digital, termasuk penggunaan platform e-commerce, media sosial, dan teknik branding. Dengan memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM dalam digitalisasi, mereka dapat meningkatkan daya saing dan menjangkau konsumen global.
Selain itu, perlu dilakukannya promosi intensif untuk mendukung ekspor produk ekonomi kreatif. Pemerintah dapat menggencarkan kampanye global untuk mengenalkan produk Indonesia ke pasar internasional. Event seperti pameran internasional, festival budaya, atau kolaborasi dengan influencer global dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan ekposur produk ekonomi kreatif Indonesia.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, potensi ekonomi kreatif Indonesia dapat terus berkembang. Dengan dukungan yang tepat, sektor ini tidak hanya akan menjadi pendorong utama perekonomian nasional dengan menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan sektor UMKM, tetapi juga akan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global melalui produk-produk inovatif yang mampu bersaing di pasar internasional.