Lihat ke Halaman Asli

Kisah Heroik Para Perwira Polisi Menghabisi Teroris Jakarta

Diperbarui: 17 Januari 2016   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita jangan ikut terperangkap dengan kecurigaan yang ditujukan para pengamat atau politikus yang menuduh BIN atau Kepolisian kecolongan dengan adanya teroris yang mengamuk di jalan MH Thamrin Sarinah Jakarta itu. TERORIS itu seperti MALING, datang tak di undang, begitu datang langsung membuat bencana, dan BIN atau Kepolisian di negara mana pun akan kesulitan untuk mengetahui secara pasti tujuan para teroris dalam menebar terornya itu.

Ini hanya kemenangan sesaat, artinya kita juga jangan terlalu dalam merayakan EUFORIA kemenangan itu, sebab bibit-bibit teroris pasti selalu ada, dan inilah tugas utama BIN dan Kepolisian untuk menghabisi mereka sebelum bergerak.

Pelaku teror bom Jakarta 2016 dapat dilumpuhkan hanya dalam waktu 4 jam dan menelan korban jiwa yang minim (5 pelaku dan 2 warga), kenapa para teroris yang dilengkapi BOM "ringan" dan senjata api begitu cepat dilumpuhkan? Mereka yang mengedepankan SU'UDZON akan mengatakan itu pasti direkayasa.

Tidak! Buat apa pemerintah merekayasa kegaduhan yang tidak bermanfaat di era pemerintahan ini sedang sibuk menggenjot pembangunan di segala sektor? Pengalihan isu? Isu apa yang mengharuskan ada rekayasa terorisme itu? Hanya ISU yang masih belum valid kebenarannya kenapa mesti dipercaya?

Para Perwira

Keberhasilan Polisi dalam menembak dan meringkus para teroris itu cukup heroik kisahnya, apalagi yang terjun langsung berhadapan kebanyakan PARA PERWIRA MENENGAH POLISI, bukan Tamtama atau Bintara yang masih minim pengalaman itu.

Tercatat ada Komandan Satuan dari pangkat Kompol (Melati satu) hingga Kombes (Melati tiga), turun tangan berjibaku dan berhadapan langsung melakukan baku tembak dengan para pelaku teroris tanpa perlindungan sebagaimana mestinya atau berlindung di balik barisan para Tamtama/Bintara layaknya Polisi dari negara asing yang sering kita saksikan itu.

Para Perwira itu tidak sekedar memberi perintah komando, namun mengambil peran aktifnya sebagai EKSEKUTOR langsung, mengacungkan senjata, menembak langsung ke arah para teroris itu dengan penuh keberanian, mengabaikan keselamatannya sendiri, bahkan berdiri di barisan depan bak serdadu pendobrak di kancah perang.

Ini tentu peristiwa yang cukup langka di negara mana pun, seorang komandan merangsek maju sendiri tanpa perlindungan tameng atau prajuritnya, betapa heroiknya mereka saat negara membutuhkan, masyarakat membutuhkan, para Perwira itu langsung turun tanpa basa-basi lagi, nyawa taruhannya sudah tak diperhitungkan lagi, yang penting TUGAS MENDADAK harus bisa diselesaikan dengan cepat!

7 Perwira 7 Korban = 14 Januari

Apakah ini hanya satu KEBETULAN saja, korban dalam tragedi teror Jakarta itu jumlahnya ada 7, sementara para Perwira yang terlibat baku tembak juga ada 7, bila di jumlah 7 + 7 = 14. Peristiwa terjadi pas tanggal 14 Januari 2016. Dan inilah catatan nama para Perwira Polisi yang dikutip dari sumber Firman Bossini :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline