Lihat ke Halaman Asli

Tante Paku Membongkar Surat Kaleng

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/11/13526637101623122293.jpg

Menjadi yang terfavorite atau Kompasianer of The Year itu bukan untuk mengejar MARTABAT tapi memang berbau MARTABAK, walau menulis di Kompasiana bisa menjadi modal personal, yang ditulis dan yang menulis bisa berlanjut dengan perbuatan nyata perilakunya, budi baik, dan prestasi yang menimbulkan rasa hormat. Mau tak mau menjadi yang TER tak mungkin diraih hanya dengan sekedar membangun wacana. Setelah melalui seleksi ketat, 12 nominator Kompasianer Terfavorite 2012 sudah ditetapkan adminnya, semua pembaca yang punya akun lama maupun baru diharapkan untuk ikut berpartisipasi memberikan VOTE-nya di sini. Tidak ada salahnya untuk memeriahkan pengelola Kompasiana yang punya gawe tahunan ini kita tetap memberikan berbagai kontribusi yang kita bisa. Semua Kompasianer begitu semangat mempersiapkan diri, semua komunitas yang terbentuk di Kompasiana dirangkul untuk ikut tampil, suatu kehormatan yang baik dari pengelolanya. Berbagai hadiah ditebar untuk kita semua, sungguh acara yang pasti meriah sekali. Kompasianer Tervaforite belum ditetapkan, kampanye berlanjut, Tante Paku terus merajut, membongkar surat-surat yang di simpan di kaleng kompi ini, apa saja sih isinya?

Ah ada mbak Neny Silvana yang unik, ekspresif, dan menarik ini, dia mengatakan :

13528084071920816822

Rupanya mbak yang cantik ini terinspirasi setelah membaca artikelnya Tante Paku, dan begitulah kita di sini memang diharapkan bisa saling menginspirasi, sebab inspirasi bisa datang ketika kita membaca. Betapa bahagianya bila tulisan kita bisa menginspirasi pembacanya bukan? Dan Lik Cas juga mengakuinya dalam paragraf di bawah ini :

13528084312140242401

Tidak itu saja, Fera Nuraini Kompasianer dari Hongkong pun senang sekali jika diberi informasi terkait dengan perhelatan yang akan berlangsung di Kompasiana ini, dalam artikelnya beliau menuliskan :

1352810508638988330

Selain menginspirasi, berbagi informasi, tak ada salahnya untuk bertanya kepada semua Kompasianer demi kemajuan bersama, dan Odi Shalahuddin pun menangkap dan memperjelas apa yang saya lemparkan.

13528092831260278587

Tidak itu saja, berbagi canda tawa adalah menu saya kepada siapa saja tanpa harus dimasukkan dalam hati, sebab dikerjain dengan cara apapun saya hanya tersenyum, sebab saya pun bisa melakukan hal yang sama, dan itulah bentuk keakraban persahabatan di dumay ini, utamanya di Kompasiana. Berbagi tulisan di dumay memang jangan mudah tersinggung selama kita mampu memahaminya, jika tidak mampu, bertanya saja kepada penulisnya. Jika tidak setuju berterus-teranglah sebab dari dulu philip terus terang, terang terus, masak kita tidak bisa berterus-terang?

13528098342137098427

Begitulah Abang geutanyo abang kita semua kalau sudah mulai ngocol, beliau menulisnya di sini. Dandi sini si abang cukup cerdas menangkap apa yang menjadi prediksi saya menyikapi panasnya Gurun Pasir.

1352810156695868378

Selain Kompasianer Senior Abang Geutanyo, ada lagi kloningan Kompasianer Senior yang dengan akun kloningannya ini di dedikasikan khusus untuk tulisan-tulisan menghibur, beliau pun ikutan GATAL menyebut Tante Paku dalam artikelnya di sini, di bawah ini screenshotnya :

13528105771980084975

Saya memang berusaha berada di antara komunitas-komunitas yang ada di Kompasiana ini, saya pun tidak pernah keberatan untuk dimasukkan kemana saja, tanpa konfirmasi pun saya tak pernah menegurnya, bahkan saya anggap suatu kehormatan dijadikan anggota komunitasnya.Dan saya paling jarang mencantumkan LOGO komunitas yang saya ikuti, bukan malu mengakui, melainkan dalam setiap tulisan saya tidak ingin berlindung dalam komunitas tersebut, tapi siap bertanggung jawab dengan apa yang saya tulis sendiri ini, KECUALI ada event YANG MENGHARUSKAN MEMASANG LOGO, saya pun HARUS mematuhi aturan main tersebut. Mereka pun bisa memakluminya sebagai tanda kedewasaannya, bahkan langsung akrab dan tak segan menjadikan Tante Paku ikut dalam karya fiksinya, wow saya pun ikut ngakak membacanya, menjadi hiburan tersendiri sepulang kerja. Seperti tulisan dari sahabat Komunitas Desa Rangkat Ibay Benz Eduard.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline