Lihat ke Halaman Asli

Ini Dia Penulis Produktif di Kompasiana yang Kena Karma

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata, demikian WS Rendra dalam penggalan puisi Paman Doblang, maknanya dalam berjuang itu tidak harus angkat senjata dan berperang mengorbankan nyawa, namun dengan MENULIS kita juga telah ikut berjuang dalam mewarnai kehidupan ini. Namun berhati-hatilah dengan kata-kata yang kita sebar dalam media umum, sebab dari katalah tercermin apa yang ada dalam isi hatimu.

Ternyata ada seorang Kompasianer yang cukup produktif dalam menulis di sini, lalu apa KARMA yang di dapatkannya dari hasil menumpahkan banyak kata-kata itu?

Sedikit Tentang Karma

Ketika membaca kata KARMA, saya teringat dengan ajaran TAO, bahwa karma adalah HASIL DARI PERBUATAN yang telah dilakukannya di masa lampau atau saat itu juga, tentu saja perbuatan baik akan memperoleh karma yang baik, dan karma yang buruk akibat perbuatan jeleknya.

Jadi secara ringkas KARMA adalah PERBUATAN atau BERBUAT.

Sementara tentang KARMA dari Kitab Fiqih Tarbiyatul Abna Edisi Indonesia “Bagaimana Nabi Mendidik Anak” Diterjemahkan oleh Al Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim. Penerbit Media Hidayah, Yogyakarta. 2005, sedikit saya kutipkan :

"Keshalihan amal baik orang tua memiliki dampak yang besar bagi keshalihan anak-anaknya, dan memberikan manfaat bagi mereka di dunia dan akhirat.Sebaliknya amal-amal jelek dan dosa-dosa besar yang dilakukan orang tua akan berpengaruh jelek terhadap pendidikan anak-anaknya.

Pengaruh-pengaruh tersebut di atas datang dengan berbagai bentuk. Di antaranya, berupa keberkahan amal-amal shalih dan pahala yang Allah sediakan untuk nya. Atau sebaliknya berupa kesialan amal-amal jelek dan kemurkaan Allah serta akibat jelek yang akan diterimanya."

Artinya, dalam Agama Islam mengenal HUKUM KARMA.

Dalam ajaran Budhisme Sang Buddha bersabda: “O, Bhikkhu! Kehendak berbuat (cetena) itulah yang kami namakan Kamma.” (Anguttara Nikaya III : 415).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline