Lihat ke Halaman Asli

Kisah Nyata, Kompasianer Arab Saudi Bersitegang

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://3.bp.blogspot.com/_ABr6uiJjj2w/SvC1cyala5I/AAAAAAAACdU/ENfNeUaWx_U/s400/muslem-women-photo.jpg

Illustrasi :  indowebster.web.id Bukan karena kondisi Arab Saudi yang semakin moderat, secara pemikiran maupun fisik, bukan juga karena ada seorang perempuan yang sudah diangkat dalam jajaran kementriannya. Tidak juga ada hubungannya dengan kota suci Makkah dan Madinah yang getol membangun hingga tak memperdulikan lagi situs-situs sejarah Islam yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya, lalu apa yang membuat Kompasianer yang berdomisili di Arab Saudi bersitegang di Kompasiana ini? Ada penulis yang ingin dicintai, tapi tidak pernah berpikir untuk mencari tahu apa itu cinta, nilai-nilai apa yang diperlakukan, dan ada apakah dia mempunyai kebajikan sehingga layak dicintai? Siapa yang yang harus dia nilai? Cinta, adalah perasaan sayang yang tak bisa dijelaskan. Dia hanya merindukannya. Dia merasa bahwa orang telah merampas bagian dia dalam DISTRIBUSI PERASAAAN SAYANG. Apakah ada konflik kepentingan di antara penulis di Kompasiana ini dalam masalah cinta? Ah, saya tidak bisa menjabarkan hal itu. Bahwa orang tidak pernah boleh menjatuhkan keputusan moral terhadap orang lain. Bahwa orang harus memiliki toleransi moral terhadap apapun. Bahwa kebaikan tercapai dengan tidak pernah membedakan yang baik dari yang jahat. Tetapi menjatuhkan keputusan moral merupakan suatu tanggung jawab yang sangat besar.

Illustrasi : fotounik.net Benarkah Kompasianer yang berada di Arab Saudi sedang bersitegang? Inilah jawaban mereka terhadap pertanyaan sederhana ini : Laura Khalida : "Waduh, Terjebak Semalaman di Singapore! Jadi saya tidak tahu perkembangan Kompasianer Saudi!" Amie Andari : "Apa karena saya Mengintip Kuburan Fir'aun Dalam Pyramid ya? Atau karena saya pernah bilang, Selingkuh Yuk…? Itukah yang membuat mereka bersitegang?" Faruk Ramzi : "Mungkin karena Saudi Arabia, Negara Islam Yang Mulai Tidak Islami. Soal Kompasianer Saudi ada yang bersitegang, kita harus ingat falsafah Jawa saja, begini katanya "Ajining Diri Soko Lati Ajining Rogo Soko Busono, Dadi Wong Kang Antheng Djatmiko Iku Luwih Mulyo." Mukti Ali : "Benarkah Tukang Bertengkar di Kompasiana adalah Orang-orang yang Terbuang?" Ahmad Saukani : "Ketika saya Bertemu Kompasiana Freez di Mekkah, Pepohonan Tropis yang Tumbuh di Negri Gurun, membuat Geliat Mekkah Pagi Ini rasanya jauh dari ketegangan yang terjadi di sini." Yan Provinta Laksana : "Ah daripada mencampuri yang sedang tegang lebih baik mari Mari Menghitung Harga Bahan Bakar Minyak Secara Sederhana saja, Jenis Bahan Bakar Gas untuk Kendaraan, sebab 1+1 Tidak Selalu Sama dengan 2 dalam Matematika." Ora Mutu Tenan : "Jangan dibesar-besarkanlah, Ga apa-apa itu, walau ada “Honor Killing” di Dunia Arab."

Illuastrasi : humor-baru.blogspot.com H M Saefullmillah Syam : "Yang saya tahu Geliat Pasar Sayuran dan Buah-buahan di Saudi Arab ada Gadis Saudi arab Ngajak ML (Making Love) Pada Ku tidak membuatku tegang kok.  Ketika Seorang TKW Menyerahkan Diri ke Polisi Saudi dengan kondisi pergi pagi pulang petang gaji pas pasan eh malah TKW Saudiarab Kabur Diperkosa, mungkin itu bisa membuat bersitegang Kompasianer yang tahu." Bunda Khadijah : "Saya, Kompasianer Saudi Yang Tidak Tajir dan Sering Gagal Dalam Hidup." Neng Moona.f : "Mona yang Sombong dan Pongah, Sebuah Klarifikasi dari Nenek Lincah Duhai Permata Hati.........Semoga membuat ketegangan mereda untuk sementara deh." Usi Febriani : "Saya hanya Wanita Kampung. Sudah Menikah. Maaf, Hanya Berteman dengan Wanita disini. Untuk Menghindari Fitnah. Ada memang TKW Dugem Itu Jiwanya Galau, bukan berarti Nasib Orang Jelek dan Cacat membuat bersitegang to?" Bisyri : "Hajar Jahannam Ber-Tasbih!" Reca Ence Ar : "Sikap Ucap dan Laku kita adalah Sebuah Do'a, ayolah Kompasianer Saudi Mencoba Mengurai Potensi Diri. Boleh Egois dalam Berdoa itulah Sekelumit Rahasia Hati." Aboe : "Yang jelas bukan karena SBY dan Sumiati di Mata Media Arab dan Memanfaatkan Besarnya Dana Kiriman TKI. Kompasianer yang berseteru perlu Tobat sebab Menjalin Silaturahmi, Menuai Sukses." Marissa : "Saling Memfitnah di Kompasiana itu memang ada." Nining : "Bersitegang itu Masalahnya bukan karena Rokok, Kopi dan Bola atau Make Up dan Wanita, tapi Janji adalah Hutang." Aang-suherman : "Semoga bukan karena saya Nyopir Perdana di Kota Riyadh atau karena ada Video Mesum DPR, TKI, dan Goyang Jeddah. Apakah karena TKI Saudi Terpaksa Berbohong Mengambil “Cuti”, juga karena Banyak BMI Saudi yang Habis Kontrak dan Tertahan Kepulangannya, entahlah, saya perlu cek ulang permasalahannya kok bisa pada bersitegang?" Bernandang Delta Bvlgari-henina : "Beberapa Kompasioner di Saudi Bersubahat Ingin Menjatuhkan Saya..!" Edsanto : "Bernandang Delta cs = ”Mereka..Grombolan Binatang Anjing” Bernandang Delta Bvlgari-henina : "Perilaku Kompasianer ini, Tante Santi Alias Edsanti Janda Gatal Psikopat Sekelas Babeh dan Ryan Jagal!" Ken Hirai : "Komentar Kompasianer Ini Mengganggu Pikiran Saya." Edsanto : "Bener sekali, Bintang 4***, asli, bermanfaat, aktual, menarik dan inspiratif!" Mukti Ali : "Teruslah Menulis Delta." Bernandang Delta Bvlgari-henina : "Kompasioner Spesialis Curhat Dan Specialis Menulis Profil Orang Lain apa karena 24 Jam Di Kompasiana??Jobless.. Atau G#rmo Gang Dolly…?Atau Penjaga Warnet..?" Arab Kere : "Jangan Lihat Arabnye,Lihat Perilakunye…!" Abdi Husairi Nasution : "Padahal semua ketegangan itu karena Galau yang Menginspirasi dan yang Membunuh." Nizar Ali : "Untuk meredakan ketegangan itu Usulan saya sederhana, belajarlah dari Pengalaman Sebuah Pelajaran yang Tak Kita Peroleh di Sekolah." Iema Siti Nurachma : "TUHAN Pasti Akan Mencukupkan…yang sedang bersitegang di sini, memang Warga Saudi Inginkan TKI Kembali. Ini Pengakuan Pribadi Seorang TKI, saya sudah mengabadikannya dalam Jepretan di Antara Barokah kok." Cut Zamharira : "Bersitegang karena pada lupa kah? Cobalah tepati Janji Manismu, sebab Di Maroko, Roti pun Bisa Beli Separuh lho." Atun Sofiatun : "Maafkan Aku, Aku Atun Asliku Cilacap Suamiku Arab Badu." Bunda Khadijah : "Saya sudah membuat Refleksi Dari Madinah, bahwa Aksi Corat-Coret yang Dilakukan Peziarah di Dalam Mesjid Nabawi sebagai bukti Pemberitahuan Resmi : Berhenti Jadi Mak Comblang." Ken Hirai : "“Damai Itu Indah”, Yuk Kita Berdamai!" Bunda Khadijah : "Mari kita rayakan dengan makan Salad Terung - Bawang Putih." Kompasianer Arab Saudi : "Setujuuuuuuuuuuuuuu!" Atun Sofiatun : "Salam Kenal Untuk Teman Teman Baruku, Aku Atun Asliku Cilacap Suamiku Arab Badu." Arab Kere : "Pokok kate, Kompasianer Ngarab Saudi itu Kompasianer Paling Suci Sedunia Akhirat!" Begitulah pada akhirnya, orang tidak dapat lari dari FAKTA bahwa kita harus membuat pilihan-pilihan, selama kita harus membuat pilihan, kita tidak bisa lari dari nilai-nilai moral. Sebab nilai-nilai moral adalah kekuatan pendorong bagi tindakan-tindakan kita saat berinteraksi di dunia maya maupun nyata.

Tulisan Sebelumnya :

- Topan Ripan Menuduh Tante Paku Sesat (Menjawab Tuduhan Yang Tak Berdasar) -Setelah Menuduh Tante Paku Sesat, Akhirnya Topan Ripan Menyerah - Ini Dia Penulis yang “Disegani” di Kompasiana - Mengungkap 20 Blogger Pembual di Kompasiana - Petualangan Karsan (1): Menubruk Orang Mandi

- Syarat Berdebat Dengan Rafael Naftali yang Aneh dan Ajaib

http://d24w6bsrhbeh9d.cloudfront.net/photo/1332102_700b.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline