Apa boleh buat kalau akhirnya Jokowi dan wakilnya FX Hadi Rudyatmo tidak berani memakai mobil Esmeka untuk kegiatan sehari-hari, maklum kemarin dipakai untuk kebutuhan publik media cetak maupun elektronik, jadi ya harus bergaya sesuai kebutuhan, apalagi itu mobil buatan anak negeri, besutan pak Kiat dan anak-anak SMK Solo, maka perlu diberi apresiasi yang gegap gempita. Berita ini jelas bukan hoax namun kenyataan yang perlu dikabarkan, bahwa memakai mobil buatan dalam negeri ternyata tidak langsung bisa dipakai. Padahal sudah terlanjur menjadi berita besar di seantero negeri, nama Jokowi kembali jadi buah bibir, atas apresiasi yang cepat dan tanggap. Pesanan mobil pun sudah ribuan dari para pribumi yang antusias karena tertarik dengan harganya yang murah sekaligus pasti berkualitas, khususnya jenis pick up yang banyak pesanan.
Dimana-mana tulisan tentang mobil buatan Esemka Solo ini memang lagi hangat-hangatnya sampai lupa kalau mobil tersebut ternyata belum MEMENUHI SYARAT untuk dipakai sehari-hari, apa boleh buat kalau akhirnya kita harus melihat kenyataan ini. Begitulah pola pikir orang Jawa itu sering penalaran lebih didasarkan pada penghayatan dan pengamalan daripada sistemasi rasional logisnya. Falsafahnya memiliki ciri khas tersendiri, namun agar tidak menimbulkan kesalahpahaman perlu memahami esensi filsafat pada umumnya dan falsafah Jawa pada khususnya. Tak salah kalau Jokowi ingin MEMAYU HAYUNING BAWANA dalam menyambut kreatifitas warganya, karena mampu membuat mobil sendiri merupakan usaha untuk mengembangkan dan suatu kemajuan yang memang harus terus ditempuh demi sebuah keselarasan. Pada kenyataannya mobil yang dinamai Kiat Esemka dan akan dipakai sebagai mobil dinasnya BELUM menjalani SYARAT TEKNIS berupa pengujian kelaikkan jalan dan SYARAT ADMINISTRATIFNYA belum terpenuhi. Oleh sebab itu Jokowi dan wakilnya harus kembali menggunakan mobil dinasnya yang buatanJepang yaitu Toyota Camry dan wakilnya menggunakan Nissan X-Trail sambil menunggu syarat surat-surat mobil Kiat Esemkanya itu. “Surat-suratnya belum lengkap, jadi kita kandangkan dulu. Kalau belum lengkap tapi dipakai kemana-mana, nanti malah menyalahi aturan,” kata Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Begitulah kenyataannya. Namun yang lebih penting dari itu, selayaknya urusan pemerintah adalah menjauhkan dirinya dari urusan bisnis, kecuali, tentu saja jika bisnis membutuhkannya. Dan mobil buatan anak negri dari SMK Solo ini seharusnya pemerintah turun tangan dengan lebih cepat dan lebih baik.
Illustrasi : beritaekonomi.kiosgeek.com,kaskus.us, otomotif.vivanews.com,engineeringtown.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H