Lihat ke Halaman Asli

Cerita Mimin Cerita Inge Curhat Wanite!

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://ter4ng.files.wordpress.com/2010/04/pernikahan-lucu.jpg

Sewaktu masih pacaran semuanya nampak indah dan manis. Bulan bintang seperti sahabat yang setia bila bergandengan di malam yang sepi. Matahari tampak ceria menemani bila siang menjelang tatkala pergi berdua kemana saja. Alam pacaran memang begitu adanya, masing-masing melihat pasangannya begitu sempurna, sehingga tidak sempat melihat kekurangan pada pasangannya. Kekurangannya tersebut justru muncul dan menjadi jelas sesudah keduanya terikat resmi sebagai suami istri. Kalau masing-masing tidak dapat menahan diri dalam perbedaan itu akan menimbulkan percekcokan. Memang demikianlah kenyataannya, percintaan selagi berpacaran dan sesudah berumah tangga kadang berbeda. Cinta sudah berbeda sifatnya, cinta itu sudah tidak terasa semarak bahkan bisa jadi kian memudar, menjadi seperti saudara. Untuk mengatasi kejenuhan itu, mengenang kembali masa-masa dulu, seperti pada waktu pacaran atau istilahnya bernostalgia, reuni cinta begitu kata mesranya, perlu dilakukan. Sore yang cerah tiada mendung menggantung dan di sudut langit, bulan bintang mulai menampakkan diri. Mbak Inge tengah menyapu halaman rumah, mukanya cemberut, karena ia lagi jengkel terhadap suaminya, yang dirasakan semakin hari semakin asing, sepertinya sudah tidak menyayanginya lagi. Dia lebih suka main internetan ketimbang bermesraan, tawanya begitu bahagia tanpa menghiraukan kesepian hatinya.

http://3.bp.blogspot.com/-O37BQB9Ifz0/TWSGrwtc-7I/AAAAAAAAARQ/Q27p4tgh3YY/s1600/crime_1_kaca-pecah.jpg

"Hayo lagi ngelamun ya?" tepuk Mimin, tetangga sebelah rumah. "Anjisss, bikin kaget aja! Lain kali jangan sambil nepuk ah, bikin jantungku mau copot!!" "Sorry deh mbak.....maaf, maaf, habisnya kok ngelamunnya kayak serius banget. Emangnya lagi mikirin apa sih?" "Itu tuh bapaknya Tyas, kelihatannya kok sudah berubah sekarang. Cintanya kepadaku sepertinya sudah tidak menggebu-gebu kayak dulu lagi, ketika masih pacaran dulu," mbak Inge mulai buka rahasia ngelamunnya. "Hihihihi biasalah, laki-laki memang begicuuu. Dulu sebelum kawin tidak ketemu sehari aja, kelabakan, mbingungi. Sekarang, enggak liat aku sehari saja, cuek! Tidak ambil pusing!! Contohnya bapaknya si Hawa itu." "Lho, lho, rupanya kaupun sedang uring-uringan sama suamimu ya?" "Lhah bagaimana tidak jengkel, dulu waktu pacaran, kemana aja dia pergi selalu ngajak aku. Sekarang, aku mau ikut aja ditolak, alasannya macam-macam." "Hehehe....problem kita sama ya? Sama-sama menghadapi suami yang kelihatannya sudah luntur cintanya. Eh Min, tapi kita jangan sampai emosi lho, biasanya kalau emosi menguasai bisa kehilangan akal sehat, nalar jadi hilang." "Ya kita harus bisa mengontrol emosi bila menghadapi suami tercinta mbak Inge, bagaimanapun kelakuannya dia tetap suamiku." jawab mbak Mimin bijak. "Eh ngomong-omongbagaimana sampai kaca jendelamu itu pecah?" "Itu kesalahan suami saya!" jawab Mimin tiba-tiba meninggi nadanya. "Bagaimana ceritanya?" tanya mbak Inge penasaran. "Suamiku menghindar waktu aku lempar sepatu ke arahnya!" jawab Mimin mantap. Sekian.

https://lh6.googleusercontent.com/-A-_aQofSswY/TXCg5R1oy8I/AAAAAAAAADw/zQlNhN_7TtY/s1600/Orang+Pacaran+5.jpg

NB : Judul "Cerita Mimin Cerita Inge Curhat Wanite!" (Disengaja nulisnya WANITE) Illustrasi : ter4ng.wordpress.com,bacainfo.co.tv,kilasbaliknusantara.blogspot.com



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline