Tuhan mempunyai kekayaan bahasa yang luar biasa semenjak peristiwa Menara Babel, artinya Tuhan tidak menyukai kalau manusia hanya mempunyai satu bahasa saja, karena itu tidak sesuai dengan nubuat-Nya untuk memenuhi penjuru bumi. Dengan adanya bahasa yang tersimpan dalam huruf-huruf yang ada sekarang, semua komunikasi bisa terjalin dengan presisi karena bisa dimengerti. Dan Tuhan mengerti semua bahasa itu, sebab Dia yang memberinya. Puisi A B C A pakah B enar ada C intamu? A ku letih B icara denganmu C obalah mengerti A ku B enar-benar C inta A langkah B ahagianya daku C amkan ini A ku lelah B enarkah C intamu untukku? A ku tunggu B isakah C intamu untukku? A h B ilang saja C antikku A ku B erdosa C amkan itu A ku B erharap C epat katakan A ku B ersabar C epat datanglah A ku menunggu B elaianmu C akrawalaku A ndai B ersungguh-sungguh C intamu untukku A dakah B ibirmu ucapkan C inta A ndaikata B isumu kontras C eritakan saja A ku B alut hatiku C oba pahami A ku siap pergi B erbekal rindu dendam C intamu A ku siap mati B erada dimana saja C ium pelukku untukmu A ku tak perduli lagi B iar sendiri di sini C intamu tak seperti cinta-Nya A ku cinta B enar-benar C inta A ku milik-Mu B awalah aku C epat A ku milik-Mu B angkit-Mu C inta-Mu 29.04.11 Illustrasi : Digital Art By M.R.M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H