Neng Enok perempuan muda beranak 5 walau usianya baru 25 tahun namun anehnya dengan ikhlas ia mendorong sang suami yang berumur 30 tahun untuk menikah lagi. Budi Gemblung nama sang suami Neng Enok itu bagai kejatuhan durian masak yang berisi madu, jelas melonjak kegirangan.Apa benar sih kalau seorang laki-laki disuruh kawin lagi sama istrinya pasti senang bukan kepalang? Ah, rasanya belum ada penelitian soal ini deh. Budi Gemblung segera saja berburu gadis di desa-desa terpencil untuk mencari calon madunya. Bukan soal sulit bagi Budi untuk mendapatkan perawan muda berwajah manis, bermodal mengutip ayat suci, sang gadis pun rela menjadi istri keduanya dengan restu kedua orangtuanya. Yang lebih membuat hatinya melonjak kegirangan, Neng Enok meminta calon istri suaminya yang baru itu boleh tidur serumah dengannya, walau belum dinikah secara resmi. "Engkau benar-benar istri yang luar biasa, sungguh seorang perempuan yang bisa memahami keinginan seorang suami sejati. Semoga Allah memberkahimu sayang," puji sang suami sambil mencubit dagu sang istri. "Banyak perceraian disebabkan karena pernikahan antara dua orang yang lebih mencintai diri mereka sendiri, mas. Aku tidak ingin seperti itu." Namun gelagat yang aneh ini diketahui oleh orangtuanya Neng Enok, segera saja mereka menjenguk dan menasehatinya. "Neng," ujar sang ayah pelan. "Apakah kamu ini sadar bertindak seperti itu?" "Dengan sepenuhnya sadar, pak. Apanya yang salah?" "Aneh kamu ini, kamu pasti kena guna-guna suamimu itu. Masak seorang istri malah senang kalau dimadu?!" "Saya tetap setuju mas Budi menikah lagi dengan perempuan pilihannya yang bernama Sito itu, tidak ada yang bisa menghalangi kecuali aku, pak." sahut Neng Enok mantap. "Coba Neng, kamu pikir baik-baik, apa enaknya sih dimadu?" "Aku berpikir baiknya saja kok pak. Sito nanti kan bisa membantuku mengasuh anak-anakku, membantu tugas-tugas rumahtangga, kami tidak perlu pembantu, tidak perlu bayar, kan enak?!" "Jelas, kamu pasti kena guna-guna Neng, tunggu saja bapak akan mencarikan obatnya!" berkata begitu sang ayah pulang dan bergegas mencari dukun untuk mengobati putrinya itu. "Begitulah ceritanya mbah Dukun." kata aya Neng Enok ketika sudah bertemu dukun yang terkenal ampuh. "Oh mudah sekali itu mengatasinya. Sediakan uang kertas yang angka nolnya paling banyak sejumlah 5 lembar saja. Masukkan ke dalam amplop putih dan masukkan 5 lembar bunga melati." ujar sang Dukun sambil komat-kamit baca jampe atau cuma ngedumel, hanya dukun yang tahu. Setelah syarat dipenuhi, sang Dukun memberi sebotol air minum yang sangat mujarab bila diminumkan kepada dua perempuan itu. Ayah Neng Enok segera bergegas pulang menuju rumah anaknya. Kedua wanita yang sudah serumah itu dipanggil, disuruh minum dengan alasan agar mereka rukun-rukun saja, tidak ada gangguan dari roh-roh yang bergentayangan mengganggu kedamaian rumah tangga mereka. Begitu minum, ternyata keduanya malah pingsan. Dan pingsannya cukup lama, dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam belum bangun-bangun juga. Gegerlah warga kampung setempat. Bapaknya Neng Enok Kebingungan. Budi Gemblung sang suami juga kalang kabut. Istri tua dan istri mudanya belum bangun-bangun juga walau dokter lokal sudah menanganinya. Mereka tidak mati, hanya pingsan saja, kata sang dokter, tapi entah sampai kapan bangunnya, karena sang Dukun yang di cari sudah kabur ! Illustrasi : Koleksi PHI dan P Wijayanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H