Lihat ke Halaman Asli

Al-Quran dan Alkitab Ada Insya Allah

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://mualafmenggugat.files.wordpress.com/2009/05/tangan-merpati.jpg

Seharusnya ISLAM DAN Kristen di negara mana saja HARUS BISA rukun dan damai, bukankah keduanya berasal dari bapak yang sama? Bukankah Islam dan Kristen bermula dari tanah yang sama? Bukankah keduanya juga dari manusia yang sama? Berasal dari DEBU TANAH dan kembali ke tanah? INSYA ALLAH adalah ucapan yang sama-sama terdapat dalam Alquran dan Alkitab, kita mestinya mencari persamaan yang indah daripada mencari perbedaan yang membuat umat saling baku hantam demi suatu kerukunan hidup di bumi yang sama ini? Apakah kita lebih suka memuaskan IBLIS saja dengan cara menumpahkan darah sesama manusia? Apakah Iblis tidak akan terbahak-bahak bila manusia saling bunuh sambil meneriakkan kata-kata Tuhan Maha Besar? Semua umat Islam mengucapkan Insya Allah jika mengatakan sesuatu yang belum terjadi karena demikianlah tuntunan yang diberikan lewat Al Qur’an. Perhatikan firman Allah dibawah ini: 99. falammaa dakhaluu ‘alaa yuusufa aawaa ilayhi abawayhi waqaala udkhuluu mishra in syaa-a (al)laahu aaminiin(a) Artinya : 99. Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya[762] dan dia berkata: “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.” (Qs 12 Yuusuf 99) 69. qaala satajidunii in syaa-a (al)laahu shaabiran walaa a’shii laka amraa(n) Artinya : 69. Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” (Qs 18 Al Kahfi 69) 102. falammaa balagha ma’ahu (al)ssa’ya qaala yaa bunayya innii araa fii (a)lmanaami annii adzbahuka fa(u)nzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if’al maa tu/maru satajidunii in syaa-a (al)laahu mina (al)shshaabiriin(a) Artinya: 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs 37 Ash Shaaffaat 102)

http://www.bibleprobe.com/Ashoura2.jpg

Ternyata kata Insya Allah ini sudah ada dalam Alkitab, tetapi kata ini tidak populer diucapkan umat Kristen, walau sebenarnya boleh-boleh saja mengucapkannya, karena Yakobus pernah menyarankan demikian. Sebenarnya kamu harus berkata : "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yak. 4:15) Sementara dalam versi terjemahan yang lain dituliskan seperti di bawah ini. TL (1954) © SABDAweb Yak 4:15 Melainkan patutlah kamu berkata, "Insya Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu." KSI (2000) © SABDAweb Yak 4:15 Kalau begitu, hendaklah kamu berkata, "Insya Allah, kami akan hidup dan akan berbuat begini atau begitu." Klinkert 1870 (1870) © SABDAweb Yak 4:15 Melainkan patoetlah kamoe berkata demikian: Insja' Allah dan kalau ada djandji kami, maka kami hendak memboewat ini ataw itoe. Akhirnya umat mayoritas di Indonesia lebih sering menggunakannya jika terkejut akan berseru, "Masya Allah," hal ini sebenarnya ungkapan yang pernah dikatakan Bileam berabad-abad yang lalu. Sementara INSYA ALLAH sendiri sama dengan JIKA ALLAH MENGHENDAKI. Saran Yakobus ini memang berkaitan dengan ketidak mengertian kita  tentang hari esok yang akan terjadi pada hidup kita.  Karena di mata Tuhan, hidup kita ini diibaratkan seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah (Yak. 4:16) Memegahkan diri dalam kecongkakan diakibatkan kita tidak mampu menguasai reaksi negatif terhadap situasi saat kita dalam kemegahan atau berlimpah harta benda. Agar dapat menguasai situasi, paling tidak kita harus dapat menguasai diri sendiri, untuk menguasai diri sendiri tentu diperlukan ketrampilan yang tidak semua bisa melakukannya. Karena sering orang tidak sadar ketika berbuat jahat? Berbuat jahat bisa dikatakan penyakit karena seperti orang yang kurang kesadaran serta kepekaan. Berbuat baik adalah kesadaran yang sering dilupakan orang. Padahal berbuat baik itu melapangkan hati dengan belas kasih, dan orang yang telah membuat kita penuh kasih adalah anugerah yang sering tidak kita sadari. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa (Yak.3:17) Berbuat baik itu mampu menyelamatkan dunia, karena berbuat baik itu seperti cinta pada kehidupan, pada sesama manusia. BERBUAT BAIK adalah KESADARAN karena kita tahu untuk berbuat baik. Berbuat baik memang harus melepaskan segala keinginan, prasangka, ingatan, proyeksi dan cara pandang yang serba pilih-pilih. Ternyata berbuat baik ada disiplinnya juga dan begitu keras tuntutannya. Berbuat baik memang mau tidak mau harus sungguh-sungguh MELIHAT ORANG LAIN selain diri sendiri. Apakah kita sudah tahu berbuat baik pada sesama manusia? Insya Allah!

http://www.cms.edu/graphics/The%20Spiritual%20Path.jpg

Illustrasi : andriecallista.blogspot.com, indonesia.faithfreedom.org, nesia.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline