Lihat ke Halaman Asli

Seks Ketika Malam Pertama Ikuti Nasihat Nenek

Diperbarui: 10 April 2017   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

NENEK begitu dekat dengan sang cucu bahkan memanjakannya itu hal biasa. Seorang nenek tidak akan terima bila sang ibu atau sang ayah memarahi anaknya alias cucu si nenek, apapun kesalahannya, sang nenek berusaha membelanya dengan penuh kasih. 

Begitu juga dengan nenek Sabu, yang kebetulan mempunyai cucu kembar yang sama cantiknya, saking perhatiannya pada sang cucu, sampai menikah hingga memasuki kamar pengantinnya, nenek Sabu dengan setia menemaninya. Cucu nenek Sabu itu namanya Rani dan Rina, baru saja melangsungkan pernikahannya yang begitu meriah. Sebagai anak kembar, kamar pengantinnya pun berdampingan, di depan pintu sudah tertulis nama masing-masing anaknya, jadi tidak bakal keliru masuk, walau pintunya di cat dengan warna sama. 

Ketika perhelatan sudah bubar, masuklah kedua pengantin tersebut ke dalam kamarnya masing-masing, kamar yang beraroma melati, dengan penuh hiasan khas kamar pengantin. Sementara sang nenek di kursi kayu, di antara kedua pintu pengantin itu, seperti Mr. Bean yang duduk terkantuk-kantuk di museum lukisan, namun nenek Sabu tidak terkantuk-kantuk, ia asyik memainkan tembakaunya sebagai perlengkapan "menginang"nya. 

Di kamar sebelah kiri, adalah kamar Rina, bersama suaminya mereka berdua asyik membuka beberapa kado dari teman-temannya. "Horee ini hadiah dari cik Joli, apa ya isinya?" Rina segera membuka kado yang dibungkus kertas bermotif batik, bungkusnya kecil berbentuk kotak. 

"Waouw GELANG!" teriaknya girang. 

Sementara di kamar sebelah kanan, Rani pun asyik membuka kado dari handai taulannya. "Ah ini dari teman baikku Intan, ngasih apa ya?" buru-buru ia membuka bungkus besar yang ditali pita merah itu. "Oh sepatu, made in Singapura, asyiik...!" teriaknya senang. 

Rina : "Tapi gelangnya kecil, apa bisa masuk ya?" 

Seorang yang bodoh akan mengatakan apa yang dia ketahui, tetapi seorang yang bijaksana mengetahui apa yang dia katakan. Nenek Sabu mendengar suara sang cucu, segera menoleh ke kamar sebelah kiri sambil berkata pada cucunya. 

Nenek : "Dielus-elus dulu cu, nanti kalau sudah kaku baru dimasukkan!" 

Di kamar Rani pun mencoba sepatu barunya. 

Rani : "Wah mas, kok kecil ya? Apa bisa masuk?" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline