Di tangan IR Indonesia akan mengalami perubahan besar, pertama Ir Soekarno, kedua Ir. Joko Widodo, artinya tangan dingin kedua IR ini mampu membuat Indonesia DISEGANI bangsa lain. Kalau ditangan MILITER, Indonesia cuma banyak DIUTANGIN negara luar saja, ah benarkah demikian? Masih bisa diperdebatkan. Sebagai Almamater Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985, Presiden Jokowi mempunyai komitmen serius dengan berbagai program penanaman pohon, dan ini SANGAT PENTING, sebab masih ada sekitar 24 juta hektar lahan kritis di negeri ini. Kita ingin pemerintah secara simultan terus melakukan penanaman pohon dan berharap SEMUA WADUK di Indonesia dikelilingi pepohonan, bahkan KALAU BISA semua tepian SUNGAI di Indonesia dari Sabang sampai Merauke menjadi lahan hijau, semoga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertindak cepat untuk hal ini. Selain memerintah menteri terkait, dengan dana desa milyaran itu, semestinya Jokowi menuntut mereka MENGHIJAUKAN desanya, MENGHIJAUKAN tepian sungainya, agar generasi nanti bisa menikmati keuntungannya, sebagai balas jasa atas segala keserakahannya kemarin, menggunduli hutan dan menebang sembarangan, hingga BENCANA ALAM tak pernah henti menghujani negeri ini. Presiden Jokowi pun tetap meneruskan tradisi memberi penghargaan kepada mereka yang konsisten menjaga lingkungan hidupnya. Terbukti pada acara Hari Menanam Pohon Nasional (HMPN) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2014 di Desa Tempursari, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, sumber Kompas.Com, Sabtu (29/11) Jokowi telah memberikan penghargaan kepada para pejabat, dari Gubernur, Bupati, Walikota, juga perorangan. "Saya sudah beri target menteri pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati tiga tahun belum swasembada saya ganti menterinya," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi kuliah umum di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Tentu saja Presiden Jokowi tidak hanya memberi target kepada menteri pertanian, tapi semua menterinya, bila tidak mencapai target, hanya satu kata PECAT dari jabatannya. Dan ini sering diucapkan Presiden dalam berbagai kesempatan ketika berpidato, artinya semua pejabat dalam pemerintahannya harus benar-benar bekerja untuk rakyat tanpa birokrasi yang berbelit. Semoga saja semua menterinya kerja cepat, juga semua pejabat di bawahnya bisa mengikutinya, bila tidak bisa kerja cepat dan tepat, tetap satu kata PECAT dari jabatannya. Kenapa mesti dipecat atau istilah halusnya DIGANTI? Kita mesti memahaminya, pemerintahan baru ini harus bisa menjinakkan "bom waktu" dari pemerintahan sebelumnya, akibat pemborosan anggaran negara untuk PENCITRAAN, juga surat utang diterbitkan negara dan kini saatnya JATUH TEMPO dalam waktu dekat. Untuk itu SEMUA PEJABAT harus kerja cepat dan tegas dalam mengeksekusi keputusan yang berguna bagi bangsa dan negara ini. Artinya, Presiden Jokowi kebagian CUCI PIRING namun belum menikmati makanannya, begitulah beban anggaran dan utang pemerintah sebelumnya, makanya harus kerja keras tanpa pamrih demi membayar utang negara tinggalan rezim kemarin itu, dan kini sudah ada titik cerah dalam perhitungan pemerintah. Disamping memikirkan utang negara, tentu saja jangan dilupakan pentingnya menata terus LINGKUNGAN HIDUP demi generasi nanti! Lalu siapa Menteri pertama di Kabinet Kerja yang akan dipecat Presiden Jokowi? Kita tunggu saja siapa dari mereka yang tidak mendapat prestasi dari hasil kerjanya! Atau mungkin tidak ada Menteri yang dipecat namun pejabat di bawahnya yang tidak becus bekerja akan menerima akibatnya, dicopot! Salam NKRI Raya!
Sumber gambar : 1. finance.detik.com 2. www.pusman.ugm.ac.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H