Lihat ke Halaman Asli

Paradoks Populasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

populasi di dunia saat ini sekitar7 miliar jiwa dan masih akan terus bertambah. Di Indonesia sendiri jumlah penduduk sampai tahun 2010 berjumlah 237.641.326 jiwa (http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=12). Jumlah yang sangat banyak ini tentu saja membutuhkan tempat yang lebih luas lagi untuk tempat tinggal, kebutuhan makan dan minum yang lebih besar juga mengikuti pertumbuhan penduduk di dunia saat ini.

Seorang ekologi dan mikrobiologis dari amerika yang bernama Garreth Hardin pernah mengemukakan tentang “The Tragedy of Common” pada tahun 1968, di mana Hardin sedikit menitik beratkan tulisannya tentang bertambahnya jumlah penduduk yang bisa dibilang tidak terkendali lagi pada saat ini. Bagian permasalahan dari jumlah penduduk yang luar biasa banyaknya ini adalah kompetisi untuk mendapatkan “sumber”. Yang pasti salah satu “sumber” itu adalah sumber untuk medapatkan bahan makanan. Banyak penduduk pasti butuh lebih banyak bahan makanan. Walaupun kita terus-terusan memasok bahan makanan namun ketika jumlah penduduk terus meningkat dan sampai pada tahap meningktanya penduduk yang tidak terkendali kita bisa saja mengalami kelaparan karena kurangnya bahan makanan.

Dalam “The Tragedy of Common” hardin membahas beberapa pokok bahasan:
Common
dalam bahasan ini hardin mengambil contoh seorang petani yang mempunyai lahan garapan. Si petani tentu saja akan memaksimalkan lahan garapannya tersebut untuk dikerjakan sebaik-baiknya agar hasil lahannya juga maksimal. Tentu saja itu adalah hal yang baik namun si petani belum tentu memperhatikan masalah menurunnya jangka panjang tanah tersebut
New Common
yang diatas sudah membahas tentang petani, maka pokok bahasan ini adalah bentuk-bentuk baru seperti penangkapan ikan di laut secara berlebihan, polusi udara, polusi di sungai, dan bahkan polusi suara.
Overpopulation
dengan semakin banyaknya penduduk tentu saja berakibat kepada “sumber” yang tersedia untuk setiap individu menjadi semakin sedikit.

Bisa saja kita menganggap bahwa apa yang telah dikemukakan oleh hardin hanyalah sekedar opini belaka namun itu benar-benar terjadi di bumi yang kita cintai ini. Bagaimana SDA yang dieksploitasi dan mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar SDA tersebut. Jika saja setiap kejadian ini terus berlanjut sampai seterusnya berbentuk apakah bumi pada saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline