Keceriaan yang terpancar di raut wajahmu
Kini mulai pudar perlahan-lahan seiring berputarnya waktu
Kenakalan demi kenakalan yang sering kau perbuat kini menjadi sepi
Kesunyian kini menjadi teman dalam hidupmu
Tubuhmu perlahan-lahan mulai rapuh
Tenagamu mulai terkuras habis oleh benda-benda aneh yang menempel ditubuhmu
Kau mulai merasakan sakitnya keseluruh sendi tubuhmu
Kau mulai mengerang-ngerang kesakitan dengan sengatan itu
Kau tetap berjuang tanpa mengeluh dan menyerah
Semangatmu untuk hidup tetap terpatri dalam hatimu
Kau berusaha untuk melawan itu semua
Walau sakit seluruh persendian badanmu
Kau tetap telan derita itu sebagai makananmu
Tubuhmu kini semakin kurus dan wajahmu semakin pucat
Aliran darahmu kini tidak selancar seperti dahulu
Kini kau harus cuci darah merahmu
Berganti dengan yang baru
Apakah ini akan berlangsung lama anakku?
Apakah kau bisa bertahan dengan keadaan ini?
Ibu yakin kau bisa untuk melawan rasa sakit, nyeri, panas, ngilu
yang menyerang tubuhmu
Semangatmu untuk bertahan hidup membuat buat ibu salut dan bangga
Anakku, kau pahlawan dalam melawan rasa sakit yang menggerogoti
Dikit demi sedikit tubuhmu
Bertahanlah anakku, ini ujian yang harus kau terima dengan ikhlas
Ibu yakin Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya.
Tetaplah bertahan hidup anakku
Doa ibu dan orang yang sayang padamu selalu menyertaimu
Jangan menyerah dan putus asa
Lawan semua penyakit yang kau derita
Jangan kalah dengan keadaan
Ibu yakin Tuhan selalu menyertaimu
Jangan lupakan shoalatmu dan banyak berzikir untuk menenangkan hatimu
Tuhan pasti akan membantumu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H