Lihat ke Halaman Asli

Ini Dia Cara Membangun Kehangatan Anak dengan Modal Dengkul!

Diperbarui: 19 Oktober 2024   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Jalan kaki bersama ibuku ada dua yang tak terlupa. 

Jalan kaki bersama ibuku ada dua yang tak terlupa. Satu jalan kaki menuju puskesmas untuk mendapat vitamin kapsul berwarna merah dan dua jalan kaki menuju sungai buaya

Jalan kaki menuju sungai buaya tidak terlupa. Saat itu pagi hari setelah langit mulai cerah aku berpakaian baju muslim paling bagus. 

Duduk di bawah tenda dengan hiasan daun kelapa. Hari itu tampak meriah. Hari itu ada pengajian akbar. 

Berjalan-jalan dengan ibu menggembirakan hati. Tidak peduli tempat mana yang akan kau kunjungi, tapi dengan siapa kamu pergi itu jauh lebih penting. Sungai buaya bukan berarti di sana banyak lelaki kurang baik seperti istilah masa kini yaitu buaya darat. Atau lelaki yang suka mempermainkan hati perempuan

Karena di sungai itu pernah ada buaya, sehingga orang-orang di sana menyebut daerah itu dengan sungai buaya. 

Sebuah daerah semasa kecilku yang sering ada pengajian akbar. Di sana juga terkenal dengan anak-anak yang pandai mengaji

Berjalannya waktu, dulu adik kelasku rela menempuh perjalanan laut dengan kapal klothok untuk belajar mengaji di sungai buaya. 

Tapi tidak hanya terkenal dengan tempat pengajian. Di sana juga tersebar mitos "buaya putih"

 Jadi pesan moral untuk cerita kali ini adalah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline