"wah, aku ga jadi pasang behel" keluh seorang temanku yang baru 3 bulan menikah. pikirku kenapa ini Nyai MA (Manten Anyar) baca Pengantin baru kok tampak kusut dan penuh sesal. lalu sebagai seorang mitra tutur yang baik aku menanyakan kembali apa sebabnya ia tidak jadi pasang behel gigi. "aku hamil, sama dokter ga boleh pasang behel, tunggu dulu setelah itu" jawab karibku lemas. itulah adalah potongan percakapan sesama MA sekitar 8 tahun yang lalu. bedanya yang satu sudah mengandung usia 6 Minggu dan yang satunya sedang menikmati status baru sebagi seorang istri.
tidak lama kemudian kabar kelahiran dari temanku pun tersebar orang-orang di sekitarku jika mendengar kabar kelahiran menyebutnya dengan Busyro. disebut sebagai Busyro karena kelahiran adalah kabar gembira.
setelah mengucapkan tahniah atau ucapan selamat. beberapa rekan mengabari bahwa selain Busyro juga ada juga kabar pedihnya. bahwa sang buah hati yang telah lahir terkena virus tokso pada usia kehamilan trimester ketiga.
infeksi virus tokso itu mengakibatkan tumbuh kembang buah hati temanku akan terlambat, tidak hanya sampai di situ. saat itu temanku sebagai seorang ibu sulit menerima kenyataan itu dan saat menggendong bayinya yang baru lahir ia hampir saja menjatuhkan bayinya dari gendongannya. syukurlah saat itu dukungan suami dan keluarga terdekatnya mampu meredakan sindrom baby blues yang ia alami. sindrom yang dialami oleh umumnya ibu yang baru melahirkan. meski hal itu sudah sering sekali terdengar. sindrom baby blues cukup memprihatinkan dan patut untuk segera diatasi atau dicegah sedini mungkin.
tidak hanya itu beberapa kali bayi temanku itu masuk rumah sakit karena ada masalah dengan paru-paru si bayi. virus tokso telah menyerang paru-paru si bayi rupanya. dan hal tersebut diketahui saat si bayi sudah lahir.
usia bayi temanku hanya bertahan sampai tujuh bulan saja. virus tokso itu diduga menjangkiti kehamilan temanku saat di sekolah tempat di mana ia mengajar ada beberapa siswa yang terkena gondongan.
dari pengalaman kehamilan pertama temanku yang cukup panjang dan memilukan hatinya, ia mengambil banyak sekali pelajaran. pelajaran di kehamilan pertama ia jadikan pengalaman. agar pengalaman program hamil pertamanya tidak terulang di kali yang ke dua.
beberapa pengalaman program kehamilan yang temanku tekankan akan "pelajaran" kehamilan sebelumnya adalah
1. Ibu Hamil perlu gembira menerima kehamilannya. tidak ada seorang pun yang benar-benar siap akan jadi ibu atau orang tua. betul memang kebahagian itu tanggung jawab masing-masing. Kesiagaan Suami dalam memberikan perlindungan dan rasa amat bagi Istri yang akan mengandung memberi kontribusi besar dalam kehamilan. Pastikan kehamilan itu adalah kehamilan yang "diinginkan". diinginkan bukan semata-mata bayi yang dikandung karena telah melewati proses pernikahan yang sah. bukan itu saja tapi benar-benar diinginkan oleh Calon ibu juga calon Ayahnya.
2. Pastikan Ibu Hamil sudah terbebas dari masalah gigi. jika saat hamil sang ibu terkena sakit gigi, maka dokter akan bingung bagaimana mengobatinya. bukan karena kapasitas dokter yang tidak kompeten. tapi masalah janin yang sedang dikandungnya. Ibu Hamil tidak bisa sembarang minum obat pereda nyeri. ada beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, terkadang beberapa obat untuk sakit gigi tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
3. Proteksi diri dari berbagai virus yang membahayakan kehamilan. infeksi parasit berbahaya seperti Tokso atau Torch. sama bahanya juga dengan virus dari golongan Paramyxovirus yang menyebabkan gondongan. Infeksi dari kedua virus ini bisa menyebabkan keguguran dan juga memengaruhi fungsi organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru. dampak buruk infeksi parasit ini tergantung pada usia kandungan si Ibu Hamil. dampaknya akan berbeda pada setiap trimesternya. melakukan kontrol rutin bulanan menjadi sangat penting untuk mencegahnya. melakukan screening juga salah satu langkah yang bisa diambil untuk mengantisipasi infeksi virus ini. mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati bukan.