Lihat ke Halaman Asli

Kepergian Elmira

Diperbarui: 14 Desember 2022   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini adalah hari Rabu, di mana awan mendung dan hujan turun untuk wilayah Banguntapan Yogyakarta. selain awan yang mendung. hatiku pun sedih tidak terbendung.

anakku, Elmira Habba Ainy mangkat. aku menyebutnya anak, karena sudah menjadi kebiasaan bila menjadi Musyrifah pendamping asrama akan menyebut semua anak yang tinggal di asrama anaknya. sudah menganggap anaknya sendiri, meski umur saat itu hanya berjarak 8 tahun lebih tua. saat itu mungkin panggilan kakak lebih tepat ditujukan padaku, dibanding ustadzah.

jangan heran, ustadzah versi Indonesia dan versi negara Arab berbeda ya gais. di negara Arab yang memakai gelar ustadzah secara keilmuan sudah mumpuni sudah level profesor bila dilihat dari sudut pandang karier pendidikan. Di Indonesia kebanyakan yang menyandang gelar ustadzah adalah mereka yang berkecimpung di dunia agama Islam, khususnya iklim pesantren, Madrasah dan Ma'had.

Kenangan itu kini kembali muncul dalam benakku, tentang Elmira yang aku temui saban pagi menjelang subuh. nada suara dan cara bicaranya masih terdengar jelas. cara memakai jam tangan, cara memakai kerudung, ekspresi wajahnya bila tidak sepakat tetap taat meski dalam hati ingin mendebat. Selain itu masih kuingat, lembaran kertas berisi surat-surat pendek selalu dipegang erat sembari melepas penat dengan istirahat di ujung malam.

Kertas itu pemberian ibunya. Ibunya yang tetap perhatian membuatku terkesima. caramu berjalan dari ujung tangga menuju dapur depan kamarku terbayang jelas Elmira. gayamu membawa piring bahkan berlari mengejar bakwan Kawi masih kuingat jelas.

Darimu aku belajar taat, kendati hati ingin mendebat, Selamat jalan Elmira. semoga Rahmat Allah menyertaimu. aku meminta maaf tidak mampu menghantarkan keperistirahatan terakhirmu. Aku bersaksi engkau anak yang baik. Elmira Habba Ainy  Putri kecintaan penyejuk mataku.

di bawah rintik rinai hujan, Sawo 14 Desember 2022

Elizza Yuliantari. S.S.,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline