Lihat ke Halaman Asli

Masih Tersimpan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku kenang satu kisah yang ku ceritakan sendiri dan diam-diam di lubuk hati terdalam..

Terangkai kembali bait-bait patah yang sempat kuhancurkan di belakang senja..

Terkumpul sudah kini serpihan-serpihan hati tercerai berai menjadi satu lukisan cerita kita yang memudar..

Bibirku selalu bercerita tentang luka, tentang bahagia, tentang kau dan aku..

Selama semua hasratku tergetar padamu ceritaku tak pernah selesai oleh perumpamaan-perumpamaan semu yang mengehentakkan hatiku untuk bisa menguburmu..

Inilah butaku, inilah maksud dari perputaran sebuah cerita ..

Entah mengapa, tiba-tiba lidahku bungkam menelan sedalamnya luka, memeluk isak sekuatnya genggaman di dada mengepal ..

Tahukah kau? Sebenarnya masih panjang yang ingin ku ungkap dalam bait-bait sendu ini..

Tapi aku..

Tapi hatiku..

Tapi jiwaku..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline