Lihat ke Halaman Asli

Lahirnya Behaviorisme Radikal dan Operan Kondisioning dalam Realita Kehidupan

Diperbarui: 27 September 2023   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku manusia dapat dipahami dan diketahui melalui banyak teori dan pandangan. Hal itu terdapat pada ilmu psikologi. Dalam bidang ilmu tersebut terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan perilaku seperti behaviorisme radikal dan operan kondisioning yang dikemukakan oleh B. F Skinner. Artikel ini akan menjelaskan mengenai lahirnya behaviorisme radikal, bagaimana konsep operan kondisioning digunakan dalam memahami perilaku, dan implementasi operan kondisioning di dunia nyata.

Bagaimana teori behaviorisme radikal muncul?

Behaviorisme radikal merupakan teori psikologi yang dikemukakan oleh B. F. Skinner pada abad 20-an. Menurut Skinner, perilaku dapat diamati secara objektif. Dia menentang psikologi yang sebelumnya menitikberatkan pada proses mental dan intropeksi. Behaviorisme radikal muncul dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

  1. Upaya dalam mengkritik psikologi introspeksi yang dianggap tidak ilmiah dan cenderung subjektif. Skinner menyarankan teori yang lebih objektif dan dapat diuji secara empiris.

  2. Teori evolusi Darwin menginspirasi Skinner. Dalam teori evolusi, Darwin menganggap manusia berperilaku sesuai adaptasinya dengan lingkungan. Hal ini membuat Skinner berpikir jika Konsep reinforcement dan punishment dapat memodifikasi dan mempelajari perilaku manusia.

  3. Ketertarikan dengan teknologi. Perkembangan teknologi mempengaruhi respon manusia. Munculnya konsep operant kondisioning menganggap bahwa manusia berperilaku sesuai dengan konsekuensi yang terjadi setelah dilakukannya perilaku (Wade dkk., 2014).

Behaviorisme radikal adalah teori psikologi yang menganggap bahwa perilaku merupakan hasil pembelajaran. Selain itu, perilaku dapat dimengerti melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Teori ini meyakini bahwa konsekuensi dari perilaku dapat membentuk perilaku di masa depan. Skinner mengemukakan bahwa dalam operan kondisioning, perilaku dapat dipelajari melalui pemahaman konsekuensi dari perilaku tersebut. 

Operan Kondisioning Skinner

B. F Skinner merupakan ahli psikologi Amerika Serikat  yang mendalami analisis eksperimen dan tingkah laku (Mahmudi, 2016). B. F. Skinner mengemukakan teori operant kondisioning dalam ilmu psikologi. Operan kondisioning dipahami sebagai proses belajar saat seseorang menghubungkan perilakunya dengan konsekuensi yang didapatkan. Konsep ini memiliki beberapa unsur yang penting diantaranya:

  • Reinforcement (Penguatan) Reinforcement merupakan konsekuensi yang membuat perulangan perilaku meningkat. Reinforcement terbagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan negatif. Reinforcement positif adalah terulangnya perilaku ketika terdapat konsekuensi yang menyenangkan. Contohnya ketika seseorang mendapatkan reward atas atas tindakan positif yang telah ia lakukan. Sedangkan reinforcement negatif terjadi saat seseorang melakukan perilaku tertentu agar rangsangan yang tidak menyenangkan hilang. Misalnya seseorang tidak ingin bangun pagi, tapi alarmnya terus berdering. Jadi, dia berupaya untuk mematikan alarm untuk seterusnya. 
  • Punishment : punishment (hukuman) merupakan pemberian konsekuensi setelah dilakukannya perilaku. Konsekuensi yang tidak menyenangkan akan membuat perilaku kemungkinan tidak akan terulang kembali.
  • Shaping. Shaping merupakan proses pembentukan perilaku agar seperti perilaku yang diinginkan. Pemberian penguatan juga dilakukan agar perilaku semakin mendekati perilaku yang dicita-citakan.
  • Extinction merupakan proses agar perilaku yang tidak diinginkan hilang.
  • Generalization merupakan proses untuk mengembalikan perilaku yang dipelajari di perilaku semula secara luas.
  • Discrimination merupakan proses membedakan perbedaan kondisi dan menjadikan perilaku sesuai kondisi tersebut. 

Operant kondisioning dalam realita kehidupan

  • Pendidikan. Operant kondisioning yang diterapkan dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari seorang pendidik yang memanfaatkan reinforcement positif dengan cara memberikan pujian atau reward agar peserta didik semakin termotivasi untuk belajar. Sementera itu, pendidik akan menghukum peserta didiknya jika tidak melakukan perilaku yang tidak diinginkan contohnya tidak mengerjakan tugas, atau melakukan kecurangan saat ujian.
  • Bisnis. Operant kondisioning dilakukan dengan cara memberikan bonus bagi karyawan yang membuat target penjualan tercapai. Sementara itu, karyawan yang cuti tanpa izin akan mendapatkan potongan gaji.
  • Perawatan hewan peliharaan. Operant kondisioning digunakan agar hewan peliharaan melakukan perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, konsep ini dilakukan agar hewan peliharaan terlatih. 
  • Kesehatan. Digunakannya operant kondisioning untuk mengubah perilaku merokok. Contohnya jika seorang remaja ingin berhenti merokok, ia mengikuti perintah orang tuanya. Setiap berhenti merokok, atau melewatkan hari tanpa merokok, ia akan mendapatkan hadiah berupa uang saku tambahan dari orang tuanya.
  • Lingkungan penjara. Tahanan yang menaati aturan penjara dan berperilaku positif akan dikurangi masa tahanannya. Sedangkan tahanan yang melanggar aturan penjara atau melakukan kekerasan pada tahanan lain akan mendapatkan sanksi.

Dengan adanya teori psikologi behaviorisme radikal dan operant conditioning yang dikemukakan oleh B. F. Skinner, perilaku manusia dapat diteliti dan diuji secara empiris. Melalui pengamatan konsekuensi dalam konsep operan kondisioning, perilaku manusia dapat mudah dipahami. Hal ini membawa dampak yang signifikan terhadap bidang pendidikan, bisnis, perawatan hewan peliharaan, kesehatan, sistem hukum, dan bidang kehidupan lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline