Lihat ke Halaman Asli

Lily Trisnawati

Hamba Allah yang sedang belajar dan memanfaatkan sains untuk kehidupannya

Olahraga dan Puasa

Diperbarui: 23 Maret 2024   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Bismillah. Lari pagi ketika berpuasa menjadi sebuah kegiatan bermanfaat dalam menyeimbangkan diri. Kali pertama dalam ramadan 1445 H, setelah mengetahui bahwa olahraga pagi bisa menghasilkan hormon serotonin yang berperan sebagai salah satu hormon kebahagiaan, diri ini semangat dan sebuah takdir diberikan teman kost yang ikut bersemangat dalam hal yang sama. 

Keluar dan berjalan dari tempat nyaman memberikan dampak bahwa di luar kendali kita ada banyak yang bisa dijadikan sebuah pembelajaran rasa syukur atas nikmat-Nya. 

Tidak mudah, tidur di hari libur dan keadaan menahan rasa lapar dan haus dalam 12 jam nanti lebih nyaman dibandingkan keluar untuk olahraga, tapi ternyata sebuah hasil hari ini di luar ekspektasi sebagai seorang hamba-Nya.

Sebuah niat, akhirnya memberikan sebuah kekuatan bahwa puasa adalah tidak hanya secara fisik, tapi jauh di dalam tubuh yang bisa bergerak ini ada yang tak berhenti mengatur detak jantung dan aliran dalam tubuh. 

Sebuah pekerjaan yang memberikan kesadaran diri untuk terus bergerak, karena gerak fisik kita tanpa sadar telah menyeimbangkan sebuah sistem dalam tubuh kita. 

Dalam dan luar saling bergerak berirama dalam keyakinan bahwa menahan nafsu dari makan, minum, dan apa yang dilarang-Nya akan memberikan pahala tanpa batas dari-Nya. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan taufik-Nya dalam beribadah. Barakallahufikum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline