Rabu, 22 Oktober 2020 bertempat di halaman Gedung Lipi Inovasi Jln Nanggewer Mekar, pengurus Asosiasi Klinik cabang Kabupaten Bogor menggelar Swab masal bagi tenaga Kesehatan klinik.
Di bawah cuaca yang cukup cerah, dengan pemandangan rerumputan hijau menghiasi para tenaga medis yang berjejer melakukan tindakan secara teliti terhadap peserta yang hadir kala itu. Para petugas berseragam hazmat tersebut dengan penuh hati hati memasukan alat VTM (Viral Transport Medium atau nama lain dari media pembawa virus) ke hidung dan mulut seluruh peserta.
Drg. Dentisari Primawati, MKM selaku Owner Klinik Dentisari yang didaulat sebagai ketua panitia menuturkan, acara yang di selenggarakan selama satu hari full ini menerjunkan sekurang kurangnya 16 tenaga relawan Swaber bantuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Pelaksanaan acara berjalan sukses di ikuti sebanyak 315 peserta terdiri dari Dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga analis laboratoium khususnya perwakilan tenaga Kesehatan klinik wilayah Kabupaten Bogor yang selama ini melakukan kontak erat dengan pasien semasa pandemi Covid-19.
Tujuan dari kegiatan Swab masal ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak tenaga Kesehatan klinik terpapar Covid-19. Jika diketahui ada Nakes klinik terpapar Covid-19, maka klinik tersebut secara otomatis harus meningkatkan kewaspadaan saat melakukan penanganan terhadap pasien serta wajib melakukan langkah antisipasi dengan memperketat protokol kesehatan di Klinik, ujar dokter gigi Denti.
Turut hadir dr. Kornadi, Sp.JP (K) FIHA selaku ketua Asosiasi Klinik Cabang Kabupaten Bogor. Dalam sambutannya, dokter yang akrab disapa dokter Kor ini menuturkan, angka temuan pasien Covid-19 hingga saat ini masih belum menunjukan angka penurunan yang signifikan. Upaya klinik memagari seluruh Nakes sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 harus menjadi perhatian utama. Salah satunya adalah dengan melibatkan perwakilan nakes pada acara swab masal tersebut.
Hajatan Swab massal ASKLIN merupakan bagian dari program kerja pengurus bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. "Alhamdulilaah pengadaan alat VTM beserta relawan Swaber di bantu penuh oleh Dinas Kesehatan, kalau pemeriksaan Swab secara mandiri, harganya lumayan mahal dan kami berterima kasih kepada Dinas Kesehatan yang mensupport penuh kegiatan kali ini sehingga terealisasi secara maksimal", ujar dokter Kornadi.
Dokter Kor menyerukan kepada seluruh tenaga kesehatan klinik se Kabupaten Bogor agar senantiasa tunduk dan patuh terhadap protokol kesehatan dan dirinya berharap, seluruh peserta yang mengikuti kegiatan Swab masal Asklin hasilnya negatif.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr. Dedi Syarif MA turut memberikan penjelasan. Hingga detik ini, dinas kesehatan bersama tim percepatan satuan tugas covid-19 telah bekerja sekuat tenaga di bantu 101 surveilance, relawan, tenaga analis puskesmas dan Labkesda juga para kepala puskesmas sebagai motor penggerak telah melakukan upaya 3T (testing, tracing dan treatmen), yang didalamnya termasuk penyiapan sarana dan prasarana fasyankes, tempat isolasi di Rumah Sakit pemerintah juga rumah sakit swasta.
"Kami di lapangan, selain melakukan koordinasi dengan Satgas Cluster, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor turut serta melakukan tracking kontak erat, mengawasi protokol kesehatan, serta pemantauan di tempat isolasi mandiri", ungkap dokter Dedi.
Dokter Dedi menambahkan, kegiatan swab masif perlu dilakukan karena standar WHO 1 persen dari jumlah penduduk/minggu harus di screening dan testing PCR. Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk sebanyak 6 juta jiwa, jika dilakukan pemeriksaan swab 6.000 jiwa perminggu, maka dipastikan jumlah warga yang harus di swab minimal 500 -- 850/hari.