Kala itu waktu di jam HP menunjukkan pukul 23.50. Melalui monitor daskboar, terlihat laju kendaraan yang penulis kemudikan berada di angka 80 KM/jam. Dari kejauhan, mobil Avanza hitam yang awalnya melaju stabil tepat berada di depan kendaraan kami tiba tiba berhenti mendadak dan seketika kaki penulis menekan pedal rem sekuat tenaga demi menghindari tubrukan. Sejurus kemudian terdengar suara dan bantingan keras dibagian belakang mobil “Geleduk”, setelahnya antrian mobil terlihat mengular sejauh ratusan meter. Pemandangan ini penulis saksikan sesaat keluar dari mobil dan atas kejadian tersebut, kaca lampu belakang sebelah kanan pecah serta bumpernya ringsek parah.
Insiden ini terjadi pada malam minggu, 11 Januari 2015 ketika penulis melaksanakan perjalanan pulang dari majalengka menuju Bogor. Kendaraan yang dikemudikan mengalami tabrakan beruntun di tol sadang purwakarta KM 61 tepat lima menit setelah rest area. Faktor utama penyebab kecalakaan tersebut karena ada mobil Honda Jazz di depan Avanza hitam bertabrakan dengan Suzuki Carry, sehingga mobil mobil di belakangnya melakukan pengereman mendadak. Akibat yang ditimbulkan yaitu selain lampu dan bumper yang ringsek, kendaraan karimun keluaran juli tahun duaribu empat belas yang di kendarai penulis, sasis roda belakangnya merangsek ke depan dan pintu sebelah kanan tidak bisa terbuka sempurna akibat kerasnya hantaman mobil lexus dari belakang.
“Yang namanya hidup di jalan, kalau tidak di tabrak ya ketabrak”, ungkapan seorang kawan ini patut di benarkan. Sehati hatinya kita berkendara, kalau yang kuasa sudah menakdirkan kita celaka ya celaka. Lantas apakah kita harus pasrah dengan takdir Tuhan? Saya rasa tidak juga demikian, karena yang namanya musibah menurut hemat penulis bisa dihindari asalkan kita selalu eling serta hati hati dalam melakoni perkara. Analoginya, seorang pengendara ugal ugalan tentunya memiliki kesempatan celaka jauh lebih tinggi ketimbang pengendara yang selalu waspada bukan?
Terlepas dari kesemuanya itu, atas tragedy memilukan yang dialami penulis kemarin, penulis dapat mengambil hikmah positif dan sempat merekam langkah langkah penting apa saja yang dibutuhkan seorang pengendara selama di perjalanan agar terhindar dari musibah. Diantaranya adalah : Pertama, Pegang teguh prinsip “biar lambat asal selamat”, ini adalah kata kunci yang sangat manjur guna menghindari kecelakan di jalan raya termasuk tol. Kalau tidak ada hal penting yang mesti dikejar, saya sarankan lebih baik melambatkan laju kendaraan selama berada di jalan raya/tol. Kedua, selalu menjaga jarak. Terkadang saking ingin buru buru tiba sampai tujuan, kita suka lupa menempatkan posisi kendaraan dengan yang berada di depan. Langkah menjaga jarak antar kendaraan menjadi hal utama dalam mengemudikan kendaraan. Dalam posisi seperti ini, lebih baik kita berjauhan tapi aman ketimbang berdekatan namun berada di bayang kecelakaan
Ketiga, saat mendahului selalu gunakan jalur kanan (guna menghindari kemungkinan adanya mobil yang berhenti darurat di bahu jalan). Dari beberapa artikel yang sempat penulis baca, ternyata banyaknya kasus kecelakaan diakibatkan salasatunya adalah si pengendara memaksakan diri mendahului kendaraan lewat jalur kiri. Pesan penulis, kalau anda ingin selamat sampai tujuan, sedapat mungkin jangan coba coba melakukan upaya ini. Keempat, minggir atau keluar dengan berangsurjika kita mengharuskan berhenti di jalan tol. Jangan mengurangi kecepatan dengan mendadak, kita tidak tahu seberapa kecepatan mobil di belakang bukan?. Nyalakan lampu darurat dan minggir secara berangsur-angsur dengan tetap memperhatikan konsisi jalan di samping dan di belakang kita. Kalau kita mau keluar melalui persimpangan jalan keluar, usahakan mengambil jalur paling kiri setidaknya 500 meter sebelum persimpangan keluar. Usahakan untuk pindah jalur secara bertahap (tidak langsung pindah 2 atau 3 jalur sekaligus)
Kelima,lakukan Double Check saat akan melakukan maneuver. Awasi kondisi jauh kendaraan di belakang kita dengan melihat sejenak kaca spion belakang (kaca spion dalam) sebelum kita memutuskan untuk melakukan manuver. Lakukan cek spion (mirror check) dan cek kepala (head check) saat akan berpindah jalur. Artinya, kalau mau pindah ke jalur sebelah kanan maka perhatikan kaca spion kanan sejenak dan palingkan kepala ke arah kanan sekejap untuk memastikan kondisi aman untuk pindah jalur. Hal ini akan sangat membantu mengurangi blind spot kita. Keenam, Amati Kondisi Jalan Secara Menyeluruh. Jangan hanya mengamati mobil tepat di depan kita. Penyebab kecelakaan bisa jadi berada jauh di depan kita dimana mobil lain ikut terlibat kecelakaan karena tidak memilki jarak yang cukup untuk menghindari tabrakan. Hal ini persis seperti kejadian yang menimpa kendaraan penulis waktu kemarin.
Yang terakhir, tingkatkan kewaspadaan. Jangan menjawab telepon, mengetik sms, mencari lagu di mp3 player, menghitung uang, dan melakukan kesibukan lainnya selama berada di jalan raya. kalau kita bersama penumpang lain, biarkan teman kita yang melakukannya. Demikian pengalaman singkat ini penulis sampaikan, semoga catatan pendek ini dapat bermanfaat dan kita semua bisa mengambil sisi positif tentang pentingnya berprilaku santun dalam berkendara.
Salam santun,
Miftah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H