Lihat ke Halaman Asli

Ratusan Jemaat GKII Bethesda Nabire Rayakan Pemberkatan Nikah Kudus

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14310586511313736562

[caption id="attachment_415918" align="aligncenter" width="300" caption="Kedua Mempelai, Hengky & Maria bersama Keluarganya, Selasa, (05/05/Ernest-Jubi)"][/caption]

Nabire, Jubi---ratusan jemaat Kristen dari Gereja Kemah Injil Indonesia melaksanakan pemberkatan nikah kudus bagi Bapak Hengky Kegou, SH dan Ibu Maria Magai, Amd. Keb, Selasa, (05/05/2015) kemarin, pukul 11.00 WIT di jemaat Bethesda-Nabire Jln.Soerojo Tanojo Kelurahan Karang Mulia-Nabire.

Acara pemberkatan nikah kudus itu dipandu langsung oleh Pace Epi korenda, tukang moob Papua itu, dan dihadiri ratusan jemaat Kristen Bethesda serta sejumlah pejabat daerah. Juga dari umat islam, kristen Khatolik dan keluarga serta teman-teman kuliah dari kedua mempelai itu. Yakni Hengky Kogou, Putra ketiga dari Bapak Pendeta Andreas Kegou dan Ibu Ester Makai. Sedangkan mempelai perempuannya Maria Magai putri pertama, yang berasal dari keluarga Bapak David Magai (Alm) dan Ibu Maria Petege.  Orang tuanya biasanya hidup sederhana walaupun tinggal di Tanah surga.

Kondisi itu telah terbukti juga dalam proses pernikahan kudus. Dalam acara pemberkatan nikah kudus, menurut kesepakatan Gereja KGII di jemaat Bethesda Nabir bersama orang tuanya, kedua mempelai itu dikukuhkan secara "INDAH" Ptd Moses Suhendy di jemaat Bethesda Nabire. Dia menyampaikan, agar kedua mempelai siap membangun hidup berkeluarganya atas dasar semagat Kristus, Allah Tritunggal. “Intinya, Bapa, Putra dan Roh Kudus senantiasa menjadi subjek, pelaksana HIDUP bagi kedua mempelai dalam mengukir, membentuk dan memaknai makna kekristenan dalam hidup keluarga,” jelasnya.

Sementara itu, perwakilan dari keluarga kedua mempelai Bapak Engel Magai mengatakan dalam sambutannya, pemberkatan nikah kudus sebagai tanda rahmat. Artinya, ini peristiwa kesatuan cinta suami-istiri dalam kesatuannya dengan kasih Allah Trinitas bagi kedua mempelai Hengy dan Maria untuk membangun  KEHIDUPAN dalam diri-Nya. Hidup dalam diri-Nya itu dinyatakan secara konkret dengan mengalihfungsikan KALUNG SALIB EMAS kepada kedua mempelai tersebut.

“salib, kekuatan awal-akhir bagi kedua mempelai dalam mengalami warna-warni kehidupan. Salib adalah kunci kesuksesan, keselamatan bagi Hengy dan Mari dalam mengarungi samudera kehidupan menuju perjumpaan diri dengan Allah dari wajah ke wajah,” katanya.

Diharapkan, semoga sejarah kudus ini senantias dikenang dalam hidup bersama demi tetap memelihara kebahagiaan sejati, yang dijiwai oleh berbagai aktivitas produktif, kebaikan universal dan akan diteladani generasi muda Papua. "Generasi bangsa harus jaga kemurnian diri seperti kedua mempelai ini agar bisa diberkati oleh Tuhan," harapnya. (Ernest Pugiye)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline