Lihat ke Halaman Asli

Philip

Belajar menuangkan isi kepala menjadi tulisan karena setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri.

Ketangguhan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Diperbarui: 18 Juni 2024   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Semangat juang Hendra dan Ahsan patut menjadi inspirasi bagi atlet muda lainnya. Mereka menunjukkan bahwa dengan tekad kuat dan kerja keras, tantangan apapun bisa diatasi. Kisah perjuangan mereka mengingatkan kita bahwa prestasi tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari dedikasi, kerja keras, dan pengorbanan.

Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, pasangan ganda putra yang dikenal dengan julukan "The Daddies," sekali lagi menunjukkan kegigihan mereka di panggung internasional. Meskipun gagal meraih gelar juara di Australia Open 2024, mereka tetap merasa bangga dengan pencapaian sebagai runner-up. Pada usia yang tidak lagi muda, prestasi ini menunjukkan bahwa ketangguhan dan dedikasi mereka tak lekang oleh waktu.

"Hal positif dari penampilan kami di final, kami tetap bisa merasa bangga. Dengan umur segini kami masih bisa naik ke podium walaupun sebagai runner up. Tetap harus mengucap syukur alhamdulillah," kata Ahsan dikutip dari sport.detik.com.

Di usia yang sudah tidak prime lagi, Hendra/Ahsan masing-masing berusia 39 dan 36 tahun. Mereka terus membuktikan bahwa mereka masih mampu bersaing di level tertinggi. 

Menjadi runner-up di Australia Open 2024 adalah pencapaian luar biasa, mengingat kompetisi yang semakin ketat dan lawan-lawan yang lebih muda dan bertenaga. Meskipun akhirnya mereka harus mengakui keunggulan pasangan Tiongkok, He Ji Ting/Ren Xiang Yu, kekalahan ini tidak mengurangi kebanggaan mereka.

Hendra dan Ahsan memperlihatkan pengalaman dan strategi matang yang membawa mereka hingga ke puncak turnamen. Meingangat diusia mereka yang sudah tidak muda lagi,Hendra dan Ahsan juga menghadapi kesulitan di luar lapangan. Sejak mundur dari Pelatnas Bulutangkis PBSI pada 2018, mereka harus mandiri dalam mengikuti turnamen, termasuk mencari sponsor untuk membiayai perjalanan dan kebutuhan tanding mereka.

Bahkan sebelum itu, mereka sempat dijadikan atlet magang di Pelatnas PBSI, sebuah status yang tentunya menjadi keprihatinan tersendiri mengingat prestasi dan pengalaman mereka yang sudah mendunia. Perjuangan ini menunjukkan komitmen mereka untuk tetap berprestasi di tingkat dunia.

Kekalahan di Australia Open 2024 memperpanjang puasa gelar juara The Daddies di BWF World Tour. Gelar terakhir mereka raih di BWF World Tour Finals di China pada 2019. Meski demikian, Hendra dan Ahsan belum memutuskan untuk pesnsiun  tetap bertekad untuk terus berjuang dan meraih gelar juara di turnamen-turnamen mendatang.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline