Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Arkan

Mahasiswa Prodi PAI Tarbiyah Unissula

Sejarah Ponpes Tahfidz Al- Asyariyyah

Diperbarui: 13 Januari 2023   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Aini KHabibah Mahasiswi Unisulla Prodi PAI Tarbiyah

PeriodePertama 

K. Muntaha bin Nida' Muhammad (1832-1859)

Pada tahun 1830 Pangeran Diponegoro ditangkapkarena menipuBelanda di Magelangdanpengawalnya jugadilucuti. Diantaraparaprajuritdanpengawalnya yang memiliki raden hadiwijaya lolos dari penganiayaan belanda dengan nama samaran KH.Muntaha sampai didesa kalibeber, kemudiansebagai ibu kota garungi kawedana dia diterima oleh mbah glondong. Jogomenggolobeliau menirikan masjiddan padepokan santri di desa kecil karangsari, ngebrak, kalibeber, ditepian sungaiprupuk yang kini menjadi makam keluarga kyai.

Ditempat ini dia mengajar agama islam cara membaca dan menulis Al-Qur'an, tauhid dan fiqih  Bagisantri dan masyarakat sekitar. Dengan penuhketekunan dan kesabaran,penduduk kalibeber dan sekitarnya menerima islamsecara sukarela. Anda mampu menghentikan kebiasaan buruk sepertijudi, sabung ayam, minum khomr dll. Lkarenaa seiring berjalanya waktu padepokansantri sudah tidak bisa lagi beradptasidengan arus mahsiswa dan Ketika sungai prupuk meluap, kegiatan petani dipindahkanke tempat lain sekarang disebut kauman, kaliber. Sedangkan warga padepokan baru tidakbanyak yang ingin masuk islam atas kemauan sendiri. Desa itudaerah petani diselatan yang awalnya dihuni oleh etnistionghoa di ujung ditinggalkan warga dan namaChinatown Alley masih bertahan. K.muntahameninggal pada tahun 1860 setelah memimpin petani Selama 26 tahun. Dan dia digantikanoleh anaknya KH. Abdurrochim bin KH.Muntaha.

Periodeke-Dua KH. Abdurrochim (1860-1916)

Sejaktahun 1860, KH. Abdurrochim bin KH. Mutaha menerimapesan dakwah yang mulia memimpin petani ayahnya. Ia adalahseorang kyai yang ahli dalam bidang pertaniandan tidak menyukaibidang politik praktis.Dia juga seorang sufi sejak masa mudanya ingin melanjutkan perjuangan menyebarkan islam dan memimpin kaum tani.Ia sebelumya beljar dipondok pesantrenK. Abdullah bin KH. Mustahal jetis, parakan,temanggungDia malah jadi menantunya.

dibawah arahan KH. Abdurrochimpesantren semakin maju. Hal yang sangat menarikdari Al-Magfurllah KH. Abdurrochimadalah keahlianya dalam menulis Al-Quran

Periodeke

-Tiga KH. Asy'ari bin KH. Abdurrochim (1917-1949)

KH. Asy'ari memiliki2 saudara yaitu : KH. Marzuki dan Nyai Hj. Maemunnah (istri KH. Syuchaimidari Malaysia).Kemanapun beliau pergi, beliauselalu membawa buku. Ia memiliki dua orang istri, yaitu nyai Hj. Safinah (ibu kandungAl-Magfurullah KH. Muntaha)dan nyai Hj. Supi'ah (ibu kandungKH. Mustahal Asy;ari)KH.SaatituAsy'ari belajar dikrapyakdan Yogyakarta dia diundangoleh Kh. Munawwir mengikuti(ndere'ake) untuk belajar dimekkah+17 selama bertahun-tahun. Padahal salama masa nyantridimekkah ini dia rutin membaca Al-Qur'an ngobrol setiap hari, dia juga belajar di Sumolanga, Kebumen dan termas pacitan. Ia melanjutkna kepemimpinan ayahnya. KemudianIndonesia melahirkan Gerakan nasional yang berbasis agama sekaaligus agama kebangsaandi tahun-tahun terakhir hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline