Lihat ke Halaman Asli

Tahun yang Paling Dinantikan

Diperbarui: 15 November 2021   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahun ini bisa dibilang tahun yang mendebarkan dan paling menyedihkan. Bisa dibilang tahun ini adalah tahun perdana bagi angkatanku di tahun 2020 ini. Dimulai tahun ini ada tambahan kriteria untuk persyaratan wisuda, yaitu tes baca kitab dan akan langsung di uji oleh para agagis.

Di mulai dari malam ini. Di tempat yang menegangkan. Mendekati hari tes alfiyah dan ujian baca kitab yang akan langsung di uji oleh para agagis (anak dari kyai dipondok) dan ustadzah khusus. Semua pasti berharap mendapatkan penguji yang baik dan ramah.

 Khusus untuk angkatan kelas yang akan menghadapi ujian diberi waktu lebih untuk belajar malam Hingga jam 01:00. Karena dihari biasa kita sudah harus tidur selambatnya jam 23:00. Jika ketahuan tidak tidur bisa diberi hukuman.

 Semua temanku telah bersiap-siap untuk belajar malam. Ada yang bersama dengan pengurusnya, ada yang belajar bersama temannya sendiri, adapun yang bersama ustadzah tapi biasanya jika bersama ustadzah tidak bisa setiap hari karena padatnya jadwal dan kegiatan yang harus diurusnya, jadi sisanya mereka belajar sendiri. 

Aku hanya bisa mengikuti belajar malam sebentar karena kantung mataku sudah mulai redup paling lama hanya sekitar setengah jam. Musholla yang biasanya penuh sesak oleh teman-temanku kini hanya tinggal beberapa orang saja dan tentunya aku juga. Aku kembali untuk tidur duluan. Sebagai gantinya di saat shubuh, teman-temanku sedang tidur aku harus bangun untuk melancarkan hafalan. Mau tidak mau, mengantuk atau tidak aku harus memaksanya. Karena Aku adalah tipe orang yang suka mengantuk.

Seiring waktu berjalan seiring bergantinya waktu. Semua saling memberi semangat dan berharap bisa mengikuti wisuda di tahun perdana ini. Para pengurus mulai mengirimi beberapa bingkisan dan tulisan penyemangat kepada para angotanya. Dan aku mendapatkannya, aku bersyukur mendapatkan pengurus yang begitu baik dan support para anggotanya. Semakin mendekati hari tes semakin menjadi-jadi ulah para teman-temanku. Sebenarnya belajar malam sambil membawa makan tidak diperbolehkan. Namanya manusia ingin melawan rasa kantuk ada yang membawa jajanan pedas, jajan ringan apa saja yang bisa disembunyikan dari pengurus agar tidak ketahuan. Kata orang luar memang pondok ini terkenal ketat. 

Tetapi percayalah semua momen yang ada didalam sana akan menjadi kenangan yang luar biasa bahkan momen jika terkena hukuman ada yang menjadi momen yang asik dan seru, kebersamaan, keceriaan, dan akan selalu ada yang bisa ditertawakan bahkan hal kecil sekalipun bersama teman. Beberapa temanku hingga ada yang membawa seblak aku tidak tau bagaimana dia menyembunyikan makanan itu.

H-1 hari sebelum hari tes. Malam ini semakin menegangkan. Khusus malam ini dan khusus angkatanku di perbolehkan belajar hingga subuh mendatang. Semua anggota berkumpul dengan para pengurusnya masing-masing. Belajar baca kitab, melancarkan bacaan, atau sekedar sharing perihal tes besok. Sedihnya pengurusku sedang sakit. Aku dan teman-teman anggota dia tidak akan datang, tapi ternyata dia menyempatkan waktu di pertengahan malam untuk bertemu dengan para anggotanya.

Mentari telah muncul dari tempat persembunyiannya. Semua angkatanku telah bersiap-siap dan tergesa-gesa agar tidak terlambat tes tersebut. Aku sangat tergesa-gesa hingga memakai kerudung pun tak karuan sambil berlari menuju kelas karena kata pengurus penguji telah sampai di tempat. Sampainya ditempat aku bersyukur banget mendapatkan penguji yang murah senyum dan baik hati. 

Dikelas itupun ada satu temanku yang se-anggota denganku. Menunggu beberapa jam akhirnya namaku dipanggil. Bismillah aku melangkah maju dan duduk berhadap dengan penguji langsung. Alhamdulillah pengujiku sangat baik dan tesku berjalan dengan lancar. Aku kembali ke pondok bersama temanku karena setelah aku tes namanya di panggil. Setelah memasuki pintu pondok disitu sudah ada pengurusku yang siap bertanya dan menunggu semua anggotanya selesai tes. Dia menanyakan "bagaimana tesnya?" setelah kami bercerita kami kembali ke kamar untuk istirahat.

Selang beberapa hari kemudian pengumumanpun tiba. Semua anak berlari untuk melihat hasil tesnya. Ada yang kembali membawa tangis dan itu membuatku ikut bersedih. Untuk yang merasa dirinya wisuda teman sekamar ku ikut menjaga perasaan yang lain. ALHAMDULILLAH aku termasuk kriteria di wisuda. Bahagia sekali saat itu. Tetapi juga bercampur sedih beberapa teman dekatku ada yang tidak lolos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline