Lihat ke Halaman Asli

Nyonya Meneer dalam Sekeping Prangko

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12969923661868152772

[caption id="attachment_89290" align="aligncenter" width="350" caption="Nyonya Meneer dalam Prangko"][/caption] Sejarah industri jamu nasional tidak terlepas dari peran perusahaan Jamu Jawa terbesar dan tertua di Indonesia, PT Nyonya Meneer. Industri jamu Nynonya Meneer dirintis oleh Ibu Meneer yang mewarisi ketrampilan dan kepandaian meracik aneka tumbuhan dan tanaman obat untuk diramu menjadi jamu. Nyonya Meneer lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan nama Menir, masa kanak-kanak ia dipanggil dengan Nonie Menir. Dalam masa pertumbuhannya, beliau mendapat pendidikan ketrampilan mengatur rumah tangga yang diajarkan oleh ibunya sendiri. Pekerjaan rumah tangga dan mengurus tanaman berkhasiat merupakan pekerjaan rutin yang harus dilakukannya setiap hari. Bekal pendidikan yang ditanamkan oleh orang tuanya membuat hidup Nonie Menir menjadi disiplin dan penuh kreatifitas. Pada usia 17 tahun Nonie Menir dipersunting oleh Ong Bian Wan, pemuda asal Semarang yang berprofesi sebagai pedangan. Nyonya Meneer merintis usahanya berawal dari sakit yang diderita suaminya. Penyakit suami tercinta tak kunjung sembuh meski sudah diupayakan dengan berbagai pengobatan. Akhirnya, Nyonya Meneer mencoba mengobati dengan jamu hasil racikannya sendiri, dan suaminya sembuh. Jamu pertama berkhasiat mengobati sariawan usus. Sejak keberhasilannya ini, keberadaan jamu Nyonya Meneer mulai dikenal masyarakat. Berbekal perabotan dapur biasa, usaha keluarga ini terus tumbuh dan memperluas penjualan ke kota-kota sekitar. Bahkan pada tahun 1919, Nynonya Meneer berhasil mewujudkan impiannya, mendirikan perusahaan "Jamu Jawa Asli cap potret Nyonya Meneer Semarang". Pada awalnya Nyonya Meneer berjuang bersama anak-anaknya, meracik jamu sendiri, mencari bahan sendiri, dan memasarkannya sendiri. Satu hal yang selalu ditekankan kepada anak-anaknya dalam mengelola usaha yang pada waktu itu masih berupa home industry adalah kedisiplinan, kerja keras dan kekeluargaan. Seiring dengan waktu, usaha Nyonya Meneer semakin berkembang, pelanggannya semakin bertambah dan memiliki cabang-cabang pemasaran di kota-kota kecil bahkan sampai ke Jakarta. untuk mempermudah pelanggan Nyonya Meneer juga membuka toko pertamanya di Semarang di Jalan Pedamaran 92. Seorang putrinya, Nonnie hijrah ke Jakarta pada tahun 1940. Dialah yang merintis dibukanya toko jamu nyonya Meneer yang pertama di Jakarta tepatnya di Jalan Juanda, Pasar Baru. Jamu yang tadinya muncul dari keterbatasan dan keprihatinan ini pun masuk ke ibukota dan meluas ke seluruh negeri. Karena usahanya semakin berkembang, Nyonya Meneer mempunyai ide untuk mencantumkan potretnya pada pembungkus jamu. Ide ini membawa pengaruh pada hasil penjualan yang mencapai rekor tertinggi . Tahun 1952 Nyonya Meneer menetapkan usahanya dengan dasar hukum berupa Akte dalam bentuk CV dan pada tahun 1977 menjadi PT. Bisnis jamu yang ditekuni Nyonya Meneer tidak dapat ditangani lagi secara sendiri, selain membeutuhkan tenaga untuk mengolah juga sudah sepantasnya memikirkan bagaimana mengelola perusahaan yang sudah semakin berkembang. Untuk itu pula beliau sudah memperhitungkan, cara yang dilakukannya adalah dengan mengkader putra dan cucunya serta menyekolahkan cucunya ke sekolah yang ada hubungannya dengan bisnis. Setelah Nyonya Meneer wafat pada 23 April 1978, perusahaannya ditangani oleh anak-anaknya dan para menantu. Sejak tahun 1991, Direktur Utama perusahaan PT Nyonya Meneer dijabat oleh DR Charles Saerang, salah seorang cucu dalam generasi ketiga Nyonya Menner. Saat ini perusaahaan PT Nyonya Meneer telah sangat berkembang dengan melalukan berbagai inovasi produk tidak hanya dalam bentuk serbuk, tapi juga berbentuk pil, oil, cream, kapsul dan ekstrak kapsul. produk jamu Nyonya Meneer telah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat, bangsa dan negara. Produk-produknya telah diekspor ke berbagai negara seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Australia, Taiwan, Arab Saudi, Hong Kong, Amerika, Belanda dan Selandia Baru. Semangat hidup dari seorang wanita, Nyonya Meneer yang terus terwarisi, telah membuktikan bahwa wanita dapat sukses mendirikan dan mengantarkan sebuah bisnis yang belum terbayangkan pada awalnya menjadi demikian besarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline