Brotowali merupakan salah satu tanaman herbal yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat jamu tradisional. Brotowali memiliki rasa yang sangat pahit dan air dari brotowali berwarna hitam kecoklatan.
Sedangkan jengkol sendiri merupakan tanaman buah yang biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai hidangan makanan untuk lauk. Kulit jengkol berwarna coklat jika dibuka buah yang ada didalamnya bewarna kuning orange, tekstur buah jengkol sendiri empuk ketika di rebus hampir seperti kentang.
Namun tidak semua orang menyukai buah tersebut dikarenakan bau yang dikeluarkan jengkol ketika dimakan sangat menyengat. Keistimewaan dari Buah Jengkol dan Brotowali inilah yang nantinya akan dijadikan cairan semprot untuk mengusir hama tikus, salah satunya di Kelurahan Pulutan yang latar belakangnya memiliki kendala pada sektor pertaniannya yaitu Hama Tikus.
Banyak para masyarakat hanya menggunakan Brotowali dan Jengkol sebagai bahan lauk makanan dan jamu. Namun tahukan anda dibalik Bau dan Rasa yang pahit dari buah tersebut menyimpan rahasia sebagai pengusir Hama Tikus. Tikus sendiri memiliki indera penciuman yang sangat tajam dalam hal mencari makanan, Bau yang sangat menyengat sangat akan membuat indera penciuman tikus mengindar, begitu juga sebaliknya Tasa yang pahit dari buah Brotowali akan membuat tikus tidak memakan tanaman padi setelah disemprotkan cairan campuran Jengkol dan Brotowali.
Salah satunya adalah Ibu Suminah warga masyarakat Kelurahan Pulutan yang juga sebagai anggota kelompok tani Makmur 2, ketika kami menjelaskan strategi penggunaan Campuran Brotowali dan Jengkol sebagai pengusir hama tikus, Ibu Suminah antusias untuk menggunakanya, karena bahan sangat alami tanpa merusak hasil tanaman padi terhindar dari bahan kimia dan juga bahan yang sangat mudah didapat di pasaran.
Kami Mahasiswa KKN Universitas Kristen Satya Wacana Fak. Pertanian pun sangat senang karena Strategi ini diterima oleh masyarakat dan menjadi salah satu cara yang ingin digunakan anggota petani lainnya di kelompok tani Makmur 2 Kelurahan Pulutan Salatiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H