Lihat ke Halaman Asli

Matamu Melumat Wajahku

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327829671406590067

Mari kita desahkan nafas penantian ini menghembuskan setiap panjipanji rasa lihat dan lihat rinai hujan sore untukmu suci disitu aliran kereasi cerita aliran air mencari genangan lara Sekian kali aku dan kamu merenda rinai hujan ditempat para pujangga bersuka ria menggoresan tinta suarasuara hati kuncup bunga pasundan Aku dan kau pun membuka asmara menghiasi dinding rindu hiasan sukma Matamu kini bermain diatas pulam jingga menelanku jauh ke lubuk paling indah aku terbuai semua itu aku diam kaku menikmati matamu melumat wajahku.

1327829713621016142

Pekanbaru; Pasarlimapuluh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline