Lihat ke Halaman Asli

Di Bawah Rinai Gerimis Januari

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Germicik nyanyian anak hujan membuai membuai angan pada ujung tari tak sedikit getaran nokta kata memberi memberi kesyukuran menikmati hari. Basah. Dingin. Tiap ku bersuara Basah. Dingin. Tiap ku merindu Membias lentera wajah di benakku wajah tiap inci percikan hujan. Bulan Januari memuji pertemuan kenangan itu kini tetap di pangkuan. Desember ini aku menatapmu Waktu hampir dua tahun memberi cerita ceritacerita tiap rintik rinai cinta Desember ini aku berharap padamu Sekilas segalanya begitu terharu pada tiap detik Sekilas segalanya begitu mempesona germicik Di bawah gerimis Januari itu penyatuan tak pernah lupa saling memberikan senyum penuh pesona Kau aku tak lupa itu kita sama menikmati rinai hujan saling menyapa bersama diatas dinginnya jalanan bercerita tiap detak pertemuan yang lama tak bersua Kini kembali kita bersama mengingat nyanyian gerimis Di kota ini kita membuka rasa Di kota ini kita sehati Di kota ini kita membagi mimpi Di bawah gerimis bulan Desember, ku tulis untukmu rinai gerimis Januari. Dan. Aku menunggu terus Januari bersama kisahmu Pekanbaru; Pasar Lima Puluh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline