Lihat ke Halaman Asli

Charvienli Pudji Merzhindi

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hubungan Emosi dengan Otak

Diperbarui: 18 Mei 2022   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Amarah seseorang akan muncul apabila kita merasakan sesuatu yang membuat perasaan kita bergejolak. Perasaan yang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan pastinya akan menimbulkan kekacauan. Kekacauan yang dimaksud ini ialah emosional sesaat.

Emosi itu bagian dari diri seseorang dalam mengekspresikan apa yang ia rasakan. Emosi juga dapat dikatakan sebagai penyampaian informasi terkait apa yang tidak bisa diterima oleh seseorang. 

Perlu diketahui bahwa perasaan juga memiliki hubungan pada penyampaian emosi, bagaimana tidak berhubungan? seseorang saja menyampaikan rasanya tentu menggunakan emosional didalamnya. 

Seperti yang sudah diketahui bahwa emosi merupakan penggambaran penyampaian perasaan dan juga menjadi kekuatan pendorong dari banyaknya perilaku manusia. Perlu apa tidak sih kita mengetahui asal dari emosi? jawabannya sangat perlu. 

Nah pertanyaan selanjutnya nih, apa manfaatnya jika kita sudah mengetahui emosi itu terbentuk? pastinya dalam artikel kali ini kita akan membahas keseluruhan hal yang berkaitan dengan emosi, mulai dari hubungan antara otak dan emosi manusia, mengutamakan berpikir atau emosi terlebih dulu, dan kemudian bagaimana hormon manusia itu dapat mempengaruhi emosi yang tersampaikan?

Layaknya baterai yang membutuhkan pengisian daya untuk penggunaan yang berkelanjutan, otak juga seperti itu dalam pemerolehan emosi. Otak akan menghubungkan perasaan dalam emosi, apa sih sebenarnya maksud dari perkataan tersebut? jadi begini, otak memiliki hubungan dalam mendekteksi pesan-pesan yang telah ditangkapnya. 

Kemudian otak akan memprosesnya lalu akan melepaskan hormon stres adrenalin dan kortisol yang berfungsi memberikan persiapan bagi diri manusia untuk memberontak apa yang terjadi. 

Dan apabila ketika otak mendeteksi sesuatu yang baik atau bermanfaat, maka kebalikan itu berlaku seperti ini otak melepaskan dopamin, oksitosin atau seratonin yang berfungsi memberikan perilaku yang sesuai dengan keadaan yang terjadi. 

Untuk menjawab berpikir atau emosi dulu, kita akan memperhatikan hubungan dari perasaan dengan emosi. Jadi, wilayah perasaan yang dimiliki otak ini menjadi hal yang pertama daripada berpikir. 

Sehingga menyebabkan reaksi dari otak bagian perasaan cukup kuat yang membuat perilaku serta mendominasi pola pikir kita menjadi tidak rasional atau dapat dikatakan emosi menjadi pencuri kesadaran otak kita. Yang mengakibatkan banyak sekali respon emosional otak terjadi secara tidak sadar, namun pemikiran juga mempengaruhi emosi. 

Cara untuk mengendalikan emosi bagaimana sih? dengan pemikiran secara sadar, emosi akan bermain dengan perannya dalam memahami serta mengatur melalui pikiran dan perilaku manusia, sehingga dapat membantu manusia untuk mengambil kendali otak, untuk mencapai tujuan kita yakni pengendalian emosi melalui perasaan dan pemikiran secara sadar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline