Lihat ke Halaman Asli

Charvienli Pudji Merzhindi

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Fakta di Balik Kecerdasan Seseorang

Diperbarui: 25 April 2022   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seluruh pengalaman, emosional, informasi, kecerdasan, tingkah laku merupakan hasil yang diproses oleh otak manusia. Tidak jarang kita menemui berbagai macam hal yang membahas pentingnya otak dalam pengaruh kehidupan manusia. 

Anak Usia Dini atau disingkat dengan AUD, yang menjadi tolak ukur patokan bagaimana pencapaian kecerdasan otak yang dimiliki manusia. Pernyataan tersebut dapat tersampaikan karena pengembangan otak akan lebih pesat bila ditanamkan sejak usia dini, apa sih sebenarnya yang diperlukan orang tua untuk mencapai kecerdasan tinggi pada proses pengembangan otak anaknya? Ini dia yang sangat diperlukan dalam intelegen perkembangan otak AUD, yakni membangkitkan semangat untuk terus belajar dan menerapkannya di lima tahun pertama kehidupannya. Apa sih lima tahun pertama kehidupan anak? pasti banyak bertanya-tanya sebenarnya apa arti kalimat tersebut, yap... benar sekali usia lima tahun pertama kelahiran itu ya fase dimana anak usia dini. Sekarang sudah clear bukan? lanjut saja pada bagian ini, apa sih otak itu? Otak merupakan organ yang berada di dalam kepala manusia yang memiliki fungsi sebagai pengendali dari keseluruhan fungsi tubuh manusia. Seperti yang telah disebutkan tadi, baik pengalaman, informasi, emosional itu yang menjadi pengendalinya ialah otak. Mulai dari usia lima tahun hingga tua, otak mengalami transisi pada setiap perubahannya terutama pada perubahan kecerdasan. Nah, dari transisi perubahan kecerdasan yang terjadi maka peran penting orang tua dalam pengoptimalan kecerdasan otak itu sangatlah diperlukan, namun sebenarnya uang terjadi pada pengoptimalan kecerdasan itu dapat juga dibantu dengan adanya stimulus. Kegunaan dari stimulus ini untuk meningkatkan kecerdasan, dan mengatur emosional manusia. Namun, apabila terjadi kesalahan dalam pemberian stimulus maka akan berpengaruh juga terhadap kecerdasan, dan dapat mengganggu proses belajar, bahkan mempengaruhi perilaku. Dalam memberikan stimulus, dapat juga diikuti dengan pemberian makanan yang mampu meningkatkan kecerdasan misal saja ikan salmon, mengatur pola makan anak dengan baik, memberikan vitamin salah satunya yakni vitamin ikan, konsumsi mineral yang cukup. Namun, kita perlu menghindari pemberian nutrisi makanan yang mengandung zat besi dan yodium, karena hal tersebut dapat menyebabkan IQ lebih rendah bahkan depresi. Selain memberikan stimulus yang tepat, kita sebagai orang tua harus bisa mengontrol pola kegiatan yang akan mempengaruhi penurunan kecerdasan otak. Seperti halnya menghidarkan anak dari keseringan bermain gadget, menonton TV berlebihan, mengontrol pengetahuan yang seharusnya belum didapatkannya pada saat usia dini.

Sains membuka konsep pikiran manusia melalui yang sebelumnya belum lengkap dalam kehidupan seseorang yang dimulai dari kecil, konsep pikiran tersebut dapat dilihat melalui cara orang tua dalam memberikan bantuan serta dorongan untuk memberikan rancangan pikiran secara optimal. 

Otak memiliki dua bagian yakni otak kanan dan otak kiri. Kedua otak tersebut masuk ke dalam asumsi yang menyatakan bahwa keduanya dominan. Namun asumsi tersebut dibantah karena termasuk ke dalam riset lama. Setelah riset mengenai "dominan atau tidaknya otak kanan dan kiri" melalui mesin MRI yang menyampaikan hasil bahwa manusia itu tidak memilik otak yang dominan (Sumber), jadi aktivitas dalam otak itu tidak di kuasai oleh salah satu bagian otak saja namun juga keduanya. Jadi, kecerdasan itu tidak dominan di salah satu bagian otak namun di keduanya dapat memproses tingkatan kecerdasan yang dimiliki. 

Setelah itu, muncul pula asumsi bahwa genetik yang akan mempengaruhi kecerdasan seseorang. Kecerdasan sering diasumsikan dengan apa pekerjaan orang tua sehingga apabila orang tua bekerja sebagai guru maka anak akan terlahir cerdas. Namun, kenyataan seperti itu tidak dapat dibenarkan, karena pada kenyataannya kecerdasan otak itu berubah di sepanjang hidup. Berbicara mengenai kecerdasan yang dimiliki oleh orang tua, apakah tidak akan menurunkan genetik yang cerdas juga pada anak. Hal tersebut mungkin saja terjadi, namun dengan besar kemungkinan anak yang terlahir memiliki IQ yang lebih tinggi itu tetap saja membutuhkan bantuan stimulus orang tua dalam mencapai potensi kemampuan kecerdasan otaknya. Untuk mengetahui apakah asumsi genetik sangat mempengaruhi kecerdasan otak, kita perlu mengulasnya. Jadi salah satu ahli psikiater yang berasal dari Utrecht University Medical Belanda, menyatakan bahwasanya memang benar secara umum genetik itu juga mempengaruhi kecerdasan (Sumber). Namun, asumsi yang menyatakan bahwa orang tua yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas pula itu tidak dapat dibenarkan. Karena tidak mustahil terjadi apabila seseorang terlahir dari genetik yang cenderung kurang cerdas, namun ia memiliki tingkat IQ tinggi. Jadi genetik itu tidak semata-mata menjadi faktor utama yang mempengaruhi kecerdasan otak, karena faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi kecerdasan yang dimiliki seseorang. Ada pepatah mengatakan bahwa "bergaul lah dengan orang yang pandai ilmu, maka kamu akan menjadi pintar karena itu" pepatah tersebut juga dapat dibenarkan, karena ketika kita sedang berbicara dengan orang yang memiliki kecerdasan lebih dar kita otomatis setiap pembicaraan yang disampaikan juga akan membuat kita berpikir dan memiliki ilmu baru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline