Pembudidayaan maggot ini juga memberikan sangat mudah dilakukan dan memberikan efek positif bagi masyarakat, karna dapat di jadikan sebagai pakan ternak dan memberikan hasil yang berkualitas bagi ternak unggas. Dalam kesempatan ini juga pihak Pemerintah Desa sangat antusias untuk menyambut program pengolahan sampah organik tersebut, sehingga pihak Kepala Desa Kertosono yaitu Bapak muhammad hazir sa'dan serta pemerintah desa juga sangat mengharapkan kerja sama dengan pihak masyarakat maupun pihak KKN Universitas Muhammadiyah Gresik untuk sama - sama berkontribusi membina Desa Kertosono untuk di jadikan sadar akan pengolahan sampah organik serta meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat di bidang budidaya.
Dari hasil observasi awal kami sudah mendapatkan cara pembudidayaan maggot yang sederhana dan dapat di praktikan oleh masyarakat dengan mudah. Melalui sosialisasi dan beberapa kali pertemuan dengan pihak Desa Kertosono yang membahas tentang tata cara budidaya maggot seperti:
1. Pemilihan media pertumbuhan: untuk media pertumbuhannya sendiri maggot dapat dibudidayakan di berbagai media namun sebaiknya ditempatkan pada media yang mempunyai kandungan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan larva.
2. Pemberian pakan: untuk pemberian pakan bisa dilakukan dengan memberikan limbah organik, seperti sisa-sisa sayuran, buah-buahan, atau limbah dapur lainnya. Pemberian pakan juga harus dikontrol guna memastikan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan oleh larva maggot.
3. Pengelolaan lingkungan: suhu dan kelembaban lingkungan juga mememgang peranan penting dalam melakukan budidaya maggot yang mana hal ini bisa dilakukan dengan cara mengatur ventilasi, pencahayaan, dan penggunaan perlengkapan yang lainnya. Hal ini sangat penting karena larva bisanya bisa berkembang dengan baik pada suhu dan kelembaban tertentu. 4. Pemanenan: untuk pemanenannya sendiri maggot dapat dipanen setelah mencapai ukuran yang diinginkan, pemanenan dapat dilakukan dengan menyaring atau mengambil larva dari media pertumbuhannya. Larva yang sudah dipanen dapat digunakan bahkan dipasarkan sebagai pakan ternak bahkan sebagai bahan baku dalam industri pupuk organik.
Budidaya maggot mempunyai potensi dalam mengatasi masalah limbah organik dan mempunyai nilai ekonomis. Larva yang dihasilkan kaya akan protein dan nutrisi, sehingga bisa digunakan sebagai pakan alternatif untuk ternak seperti ayam, ikan, burung, dan lain sebagainya. Dengan memahami dan mengoptimalkan budidaya maggot, dapat dihasilkan produk yang ramah lingkungan dan berpotensi memberikan kontribusi yang positif terhadap keberlanjutan di sektor pertanian dan peternakan.
Dalam kegiatan pengabdian ini, kami sebagai Mahasiswaa KKN Terpadu Desa Kertosono turut menfasilitasi kegiatan pembudidayaan dengan memberikan alat dan bahan terkait dengan proses pembudidayaan kepada Desa Kertosono
Penduduk Desa Kertosono juga turut antusias dengan adanya kegiatan ini karena dengan adanya kegiatan ini akan menambah wawasan mereka terkait dengan bagaimana memanfaatkan limbah/sampah organik untuk didikan pakan maggot, Oleh karena itu kami sebagai penyelenggara kegiatan sangat mengapresiasi keantusiasan penduduk Desa Kertosono.
Masyarakat turut berkerjasama dalam kegiatan ini dengan sangat penasaran terhadap hasil dari proses pembudidayaan maggot yang merupakan produk olahan yang kami programkan, sehingga kami mengajak pihak-pihak tersebut untuk mempraktikan langsung terkait dengan budidaya lalat BSF (maggot), dan pengolahan maggot menjadi suatu produk usaha yang kami tawarkan yakni maggot kering.