Lihat ke Halaman Asli

Alami Gangguan Kesehatan Mental, Yuk Kenali Lebih Jauh Cara Pencegahan Awal

Diperbarui: 28 Desember 2021   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hidup merupakan perjalanan yang penuh dengan misteri. Banyak kejutan yang dapat menghampiri, baik itu berupa kabar baik ataupun kabar buruk. Pertengahan bulan Maret 2020 lagi-lagi Indonesia dikejutkan dengan datangnya sebuah kabar, yang pada waktu itu masih terlihat ambigu apakah ini kabar baik atau buruk. Kabar positif COVID-19 yang telah menjadikan Wuhan kota mati ternyata dialami oleh salah seorang warga Indonesia. Sontak kabar tersebut menuai berbagai macam respon dari seluruh penjuru negeri. Khawatir dan cemas itulah yang dirasakan warga Indonesia saat itu. Namun, pemerintah meyakinkan bahwa virus tersebut tidak akan menyebar dan Indonesia akan tetap aman. Tetapi, pada kenyataannya Allah berkata lain. Virus COVID-19 pun dengan cepat menyebar hampir ke seluruh Indonesia. Sehingga pemerintah pun dibuat kewalahan, lalu terbitlah berbagai macam regulasi darurat salah satunya adalah lockdown. Dengan adanya regulasi tersebut mobilitas masyarakat pun dibatasi. Rasa takut, cemas, khawatir pun kembali menyelimuti negri ini. Semua lini kehidupan terdampak, ekonomi, pendidikan, pariwisata bahkan peribadatan. Banyak juga yang akhirnya bangkrut, frustasi, dan sebagainya. Pandemi ini tidak hanya menyerang kesehatan fisik seseorang, kesehatan mental pun diganggunya. Mengutip dari laman katadata.co.id, Berdasarkan survei Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), sebanyak 68 persen masyarakat mengaku merasakan cemas dan 67 persennya mengaku depresi selama pandemi. Dengan demikian, mengelola emosi menjadi hal penting agar dapat bertahan dalam berbagai macam keadaan dan kondisi seperti pandemi saat ini. Juga yang paling penting sebagai seorang muslim adalah tetap dalam keimanan kepada Allah dan yakinlah bahwa Allah akan memberikan pertolongan. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dan mencegah kemungkinan buruk terjadi ialah dengan self-healing. Lalu apa yang dimaksud self-healing, dan bagaimana caranya, semuanya akan dikupas tuntas dalam pembahasan berikut.

Makna Self Healing

Self healing artinya terapi pada proses pemulihan diri dari gangguan psikologis, syok, dan lainnya, tanpa bantuan orang lain dimana prosesnya mengandalkan naluri pribadi untuk mengatasi persoalan psikologis ringan hingga sedang (Budiman and Ardianty 2017). Self healing adalah metode penyembuhan penyakit bukan menggunakan obat, melainkan menggunakan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan serta emosi yg terpendam pada pada tubuh (Rahmasari 2020).Beberapa kelebihan terapi self healing diantaranya:

  • Lebih cepat pada mengatasi berbagai macam persoalan hidup,
  • Tidak bergantung dengan orang lain,
  • Hanya diri sendiri yang mengetahui,
  • Meningkatkan keterampilan untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
  • Menjadi pribadi yang lebih tegar. (Beatrix, 2020)

Self healing sangat berkaitan dengan keyakinan karena konteks self atau diri menjadi elemen yg krusial dalam memotivasi kepercayaan diri seorang. Selain itu, self healing juga berkaitan dengan komunikasi intrapribadi dikarenakan proses dialog internal yang terjadi pada pada ruang diri itu sendiri. Self sendiri bisa dibatasi sebagai “individu known to individual” yang di dalamnya memuat sejumlah komponen dan proses yang dapat diidentifikasi layaknya kognisi, persepsi, memori, rasa/asa, motivasi, kesadaran, dan hati nurani (Beck dkk., 2002)(Bachtiar and Faletehan 2021). Dengan demikian dapat dipahami bahwasannya self-healing ini merupakan langkah awal untuk mengeluarkan semua emosi, amarah bahkan kenangan buruk yang terpendam dalam diri. Keberhasilan self-healing sepenuhnya tergantung pada masing-masing individu, juga self healing bukanlah sesuatu yang instan, melainkan membutuhkan tahapan demi tahapan. Metode self-healing pun beragam, tergantung kecocokan dan juga kebutuhannya. Lebih lanjut diuraikan dalam buku “Self –healing is knowing is your self” bahwasanya self healing juga terdapat beberapa macam:

1) Forgiveness. Forgiveness artinya proses yang dilewati sang individu buat mengganti dan melepaskan emosi yang negatif menjadi emosi positif sehingga lebih bisa berempati, bersimpati, serta melakukan kebajikan.

2) Gratitude. Gratitude adalah usaha yang dilakukan oleh diri sendiri agar dapat memanfaatkan apa yang dimiliki sepanjang proses kehidupan untuk dijadikan hal-hal yang positif (Haryanto & Kertamuda, 2016).

3) Self compassion. Self compassion artinya pola pikir seorang yang melibatkan rasa empati kepada orang lain dan diri sendiri sehingga dapat memunculkan kebaikan dengan menolong orang lain.

4)  Mindfulness. Mindfulness artinya peningkatan kesadaran yang berfokus pada pengalaman saat ini serta penerimaan pengalaman tanpa menyampaikan tanggapan atau evaluasi (Savitri & Listiyandini, 2017).

5) Positive Self Talk. Positive self talk ialah obrolan yg terjadi pada diri sendiri secara eksternal maupun internal tentang lingkungannya atau diri sendiri secara positif yg bisa menaikkan motivasi kinerja yg lebih baik..

6) Expressive Writing. Expressive writing adalah teknik psikoterapi kognitif yg berfokus di aktivitas menulis perihal kondisi emosi yang dirasakan agar bisa membantu meredakan berbagai macam gangguan mental seperti stress, cemas dan depresi.

7) Relaksasi. Menurut Suyono, Triyono, & Handarini (2016) relaksasi ialah bentuk terapi menggunakan cara menyampaikan instruksi terhadap seseorang untuk menutup mata serta berkonsentrasi pada pernafasan sehingga bisa tercipta keadaan yang nyaman serta damai, dan menyampaikan instruksi gerakan mulai dari kepala hingga kaki secara berurutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline