Lihat ke Halaman Asli

Ramadhan,shaum yang sifatnya universal

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melanjutkan tulisan yang lalu mengenai shaum ramadhan yang dilaksanakan umat muslim sekarang ini .Rupanya shaum itu terdapat dalam ajaran-ajaran agama samawi dan agama ardhi,karenanya shaum sudah sejak lama dikenal  oleh   umat manusia dalam  ajaran  agama  agama yang  mereka  yakini dahulu .Hal itu tercermin dalam firman Allah swt yang seringkali menjadi  rujukan para penceramah dimasa ramadhan {  Al-Qur'an:2,183  } .Dalam sejarah agama-agama  memang terdapat ajaran amalan shaum seperti dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an ,sehingga tampaknya shaum sudah lanjut usianya  nyaris sama usianya dengan eksistensi  umat anusia di planet ini. Hanya  agama Konghuchu ciptaan Kong Futse dari China  saja yang tidak   mengenal  ajaran ajaran shaum  .Sedangkan  dalam agama orang-orang Persia  yang meyakini dewa gelap dan dewa terang {Ahriman dan  Ahura Mazda} hasil ciptaan Zaratustra  ,aturan-aturan shaum  dijelaskan dalam wejangan -wejangan Zenda Avesta  ,terutama suruhan terhadap  para pendetanya paling   tidak harus  melakukan shaum  dalam lima tahun  sekali.Selanjutnya,meskipun sekarang  sudah  dianggap tidak penting  aturan-aturan shaum juga sesungguhya  dikenal   dalam agama Nasrani.Karena Yesus Kristus tidak hanya mengerjakan shaum  selama empat puluh hari,tetapi juga mengerjakan shaum  pada hari   penesan .Yesus Kristrus   menganjurkan  murid-muridnya   juga mengerjakan shaum  seperti tercantum dala Injil Matius (  6: 16-16) .Agama Yahudi juga sangat  mengenal aturan -aturan shaum  yang dikenal dengan  shaum  Asyura ,yang dilakerjakan  pada hari  kesepuluh  dari  kelender Yahudi ,dan untuk jelasnya  lihat   t auret. Memang  dalam agama-agama itu ajaran-ajaran shaum  dilakukan karena  menerima   sesuatu  malapetaka,kemalangan  dan rasaduka  yang mendalam  saja.Dalam Islam mengerjakan shaum tidak karena menerima  malapetaka  atau sesuatu  kemalangan ,tetapi Islam  dengan konsep  mutakhirnya  shaum tidak dikerjakan  karena malapetaka  atau   dampak  prahara  karena kemurkaan Allah swt  ataupun  karena   untuk   memohon  kasih sayang_NYA .Dalam Islam  pesan untuk  mengerjakan shaum terutama  shaum Ramadhan  tidak lain kecuali untuk meraih  prestasi derajat   "muttaqin" yaitu  suatu derajat  rohani yang amat tinggi.Dan jika dikerjakan sesuai  dengan tuntunan Allah swt dan Rasul_NYA  ,maka sesuai janji  Allah swt melalui Rasullullah  Muhammad SAW  individu yang shaum{Shaaim)akan dianpuni segala dosanya  sehing  putih fitri dan suci.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline