Lihat ke Halaman Asli

Banjir Kali Lamong, Masalah bagi Petani di Gresik Selatan

Diperbarui: 29 Agustus 2021   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kabupaten Gresik merupakan salah satu wilayah potensial sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur. Menurut data Statistik Lahan Pertanian Tahun 2015-2019, pada tahun 2019 Kabupaten Gresik memiliki lahan sawah seluas 41.212 Ha dengan produksi padi mencapai 433.213 ton. Secara administratif, terdapat 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Gresik, 5 kecamatan diantaranya memiliki lahan pertanian lebih luas jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Ke 5 Kecamatan tersebut adalah Balongpanggang, Benjeng, Kedamean, Menganti, dan Cerme dengan luas lahan pertanian diatas 2 ribu hektar. Lahan produktif pertanian ini harus dimanfaatkan dengan optimal untuk mendukung ketahanan pangan dan perputaran perekonomian.

Pemerintah Kabupaten Gresik telah berupaya untuk mengoptimalkan potensi sektor pertanian yang ada, diantaranya adalah dengan melakukan penetapan status LP2B pada sebagian lahan pertanian di Kabupaten Gresik. Lahan pertanian produktif ini harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi penurunan luasan lahan pertanian tiap tahunnya. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan lahan pertanian agar tidak terjadi alih fungsi lahan. Saat ini Kabupaten Gresik memiliki 24.716 Hektar lahan LP2B. Lahan yang berstatus LP2B juga harus dilindungi dengan peraturan RTRW.

Sektor pertanian di Kabupaten Gresik memiliki permasalahan yang terus ada tiap tahunnya, yaitu ancaman gagal panen akibat banjir yang disebabkan oleh luapan sungai kali lamong. Permasalahan ini sudah sepatutnya menjadi perhatian dan prioritas pemerintah Kabupaten, pasalnya jika tidak segera dituntaskan akan terjadi kerugian yang cukup besar tiap tahunnya dan akan mempengaruhi ketahanan pangan. Luapan sungai kali lamong tiap tahun menggenangi area pemukiman dan sawah warga di 5 kecamatan yang ada di Gresik Selatan. Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi, namun tidak diimbangi dengan kapasitas sungai yang memadai. Pada tahun 2020, tercatat sebanyak 4.547 ha sawah di 5 kecamatan yang ada di wilayah Gresik selatan terendam banjir.

Ada banyak alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan ini diantaranya adalah normalisasi penampang sungai, pengerukan dasar sungai, dan pembuatan tanggul penahan banjir. Pada intinya, proyek normalisasi kali lamong harus dipercepat, dengan demikian tidak akan terjadi lagi banjir yang menggenangi sawah dan diharapkan hasil panen petani di Kabupaten Gresik akan mengalami peningkatan sehingga akan dapat mendukung perekonomian dan ketahanan pangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline