Abstrak
Pemasaran merupakan serangkaian kegiatan yang saling terkait dengan memahami dan memenuhi kebutuhan serta keinginan individu sehari-hari. Proses pemasaran melibatkan pertukaran produk dengan pihak lain guna memastikan kepuasan pelanggan. Bauran pemasaran, dikenal sebagai 4P (produk, harga, tempat, promosi), adalah elemen kunci yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan pemasaran dengan memberikan nilai kepada konsumen. Electronic Word of Mouth (E-WOM) menjadi wujud suara konsumen yang disebarkan melalui media internet, baik dalam bentuk ulasan positif maupun negatif. Fenomena ini memengaruhi pandangan serta keputusan orang lain terhadap suatu produk atau layanan. Berbagai indikator seperti Membicarakan, Merekomendasikan, dan Mendorong, menjadi bagian dari pengukuran dan fungsi E-WOM. Keputusan berkunjung dalam konteks pariwisata dianggap analog dengan keputusan pembelian. Konsumen dalam konteks pariwisata membuat keputusan berdasarkan profil pribadi, kesadaran akan destinasi, karakteristik destinasi, dan atribut produk. Pengalaman berkunjung, yang melibatkan tahap pencarian, pembelian, konsumsi, dan purna jual, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi, emosi, dan perilaku konsumen selama dan setelah mengunjungi destinasi wisata. Abstrak ini menggarisbawahi pentingnya bauran pemasaran, E-WOM, keputusan berkunjung, dan pengalaman wisatawan dalam membentuk pandangan dan keputusan konsumen dalam konteks pemasaran dan pariwisata.
Kata Kunci : Electronic Word Of Mouth, Keputusan Berkunjung, Pengalaman Berkunjung
Abstract
Marketing involves a series of interconnected activities aimed at understanding and meeting the daily needs and desires of individuals. The marketing process encompasses the exchange of products with other parties to ensure customer satisfaction. The marketing mix, known as the 4Ps (product, price, place, promotion), is a vital element that collaborates to achieve marketing objectives by providing value to consumers. Electronic Word of Mouth (E-WOM) represents the voice of consumers disseminated through the internet, in both positive and negative review formats. This phenomenon significantly influences the perceptions and decisions of others regarding a product or service. Various indicators such as Discussing, Recommending, and Encouraging are integral parts of measuring and defining the role of E-WOM. In the context of tourism, the decision to visit is analogized to a purchasing decision. Tourists base their decisions on personal profiles, awareness of the destination, its characteristics, and product attributes. The visit experience, involving stages of search, purchase, consumption, and post-sales, significantly impacts consumer perceptions, emotions, and behaviors during and after visiting tourist destinations. This abstract underscores the importance of the marketing mix, E-WOM, the decision to visit, and tourist experiences in shaping consumer perspectives and decisions within the realms of marketing and tourism.
Keywords: Electronic Word of Mouth, Visitor Decision-Making, Visitor Experience
Pendahuluan
Kekayaan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia membuat perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat,Indonesia juga memiliki potensi yang kaya sumber daya alam dan memiliki berbagai ragam kebudayaan dan kesenian, sehingga masing-masing daerah mempunyai suatu ciri khas yang dapat dipamerkan ke daerah-daerah lain bahkan mancanegara (Revilia & Prathama, 2020). Perkembangan teknologi sekarang ini diikuti oleh perkembangan pariwisata yang ada di Indonesia yang mengakibatkan electronic word of mouth menjadi hal yang penting dan berperan terutama dalam dunia marketing. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, secara geografis terletak di garis khatulistiwa dan diapit oleh dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, yaitu Pasifik dan Hindia. Keadaan tersebut membuat Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan juga kaya akan keberagaman masyarakatnya. Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas (Goverment, 2011)
Pariwisata pedesaan menjadi bagian integral dari industri pariwisata global yang terus berkembang. Wisata pedesaan menawarkan pengalaman yang autentik, menghubungkan wisatawan dengan alam dan budaya lokal yang khas. Salah satu destinasi wisata pedesaan yang memikat perhatian adalah Sumber Gempong di Trawas, yang dikenal dengan pesona alamnya yang menakjubkan dan keberagaman budayanya. Sumber Gempong menarik minat wisatawan dengan menampilkan keindahan alam yang memukau, termasuk air terjun yang menakjubkan, perkebunan buah-buahan yang hijau, dan suasana pedesaan yang tenang. Daya tarik inilah yang membuat Sumber Gempong menjadi destinasi yang menarik untuk dijelajahi dan dinikmati.
Namun, dalam era digital saat ini, keputusan wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman langsung, tetapi juga oleh informasi yang diperoleh dari platform online. Electronic Word-of-Mouth (E-WOM) atau rekomendasi online dari wisatawan sebelumnya dapat memiliki pengaruh besar terhadap persepsi dan keputusan berkunjung calon wisatawan. Ulasan yang ditinggalkan oleh wisatawan sebelumnya di media sosial, situs web ulasan wisata, atau aplikasi perjalanan dapat membentuk citra destinasi wisata dan mempengaruhi pertimbangan wisatawan dalam memilih destinasi yang ingin mereka kunjungi.
Industri pariwisata yang semakin berkembang melalui media sosial berbanding dengan jumlah orang yang menggunakan media sosial itu sendiri. Berdasarkan hasil survey menurut asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia (APJII), per 1 Januari 2019 terdapat 150 juta pengguna yang menggunakan media sosial, dimana media sosial yang paling banyak di akses adalah Facebook dengan 130 juta pengguna yang mengaksesnya. (Pratomo, 2019) Internet menjadi sebuah alternatif pilihan yang tepat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Media internet sudah menyebar luas ke segala lapisan masyarakat mulai dari pedesaan sampai ke perkotaan (Khoiri & Palupi, 2019).