Lihat ke Halaman Asli

Fitri Armita

Kersana , brebes jawa tengah šŸ¤—šŸ¤—šŸ¤—

Jadi Anak Perempuan Pertama Itu Berat

Diperbarui: 4 Januari 2022 Ā  12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.priĀ 

Seorang anak pertama perempuan saat kecil mungkin keluarganya sangat bahagia dan seorang anak perempuan pertama pun bahagia disaat kecil.

Namun anak perempuan pertama mengalami sulitnya orang tuanya, dan saat kecilpun ingin cepat besar agar bisa membantu keadaan orang tuanya.

Disaat dewasa anak perempuan pertama ingin kembali ke masa masa kecilnya karena tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan dimasa kecilnya, seorang anak perempuan sering menangis dimalam hari dan menyebunyikan masalahnya dan seorang anak perempuan tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang tuanya karena iya segan untuk menceritakannya .

Seorang anak perempuan pertama meinginkan seorang kakak namun seorang anak perempuan pertama ini sudah takdir jadi pertama, seorang anak perempuan pertama ditutut berhasil dan mengajarkan adik adiknya kalau ada tugas tugas sekolahnya .

sebenarnya seorang anak pertama menginginkan kebebasan bukannya kebebasan tanpa aturan, namun kebebasanĀ itu bagaimana cara mencapai keberhasilan dengan cara sendiri dan seorang anak perempuan juga memikirkan kehidupan orang tuanya. Seorang anak pertama juga menginginkanĀ kebahagian orang tuanya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline