Lihat ke Halaman Asli

Luthfi Pramudia 20107030026

UIN SUNAN KALIJAGA

Menjalankan UMKM Tidaklah Begitu Mudah bagi Mahasiswa!

Diperbarui: 20 Juni 2024   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Di sudut sebuah kota kecil di Jawa Tengah, terdapat warung rujak yang terkenal dengan kelezatannya. Warung kopi itu bernama "yoers street coffe," dan pemiliknya, Mbas Abror, telah menjadi ikon kuliner lokal. Kisah hidupnya yang penuh perjuangan dan keberhasilan meracik cita rasa menjadi inspirasi bagi banyak orang. 

Artikel ini akan mengupas perjalanan hidup Mas Abror, bagaimana ia memulai usahanya, serta bagaimana dedikasinya dalam meracik kopi telah membawa perubahan dalam hidupnya dan masyarakat sekitar.

Awal Mula Perjalanan

Abror lahir dan besar di Purwokerto. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan dunia kuliner, terutama karena lingkungan yang suka nongkrong dan minum kopi. Rasa ingin tahu dan ketertarikannya terhadap berbagai kopi seperti arabika dan robusta. Namun, kehidupan tidak selalu mudah baginya. Setelah menyelesaikan pendidikan, Abror harus bekerja lebih keras lagi.

Kendati demikian, semangat Abror untuk belajar tidak pernah surut. Ia sering menghabiskan waktu luangnya untuk belajar meracik kopi sendiri hingga belajar ke tempat-tempat kopi dan mencoba berbagai resep. Salah satu kenangan terindahnya adalah ketika ia membantu ibunya membuat kopi untuk acara pernikahan. Kegemarannya pada kopi inilah yang kemudian menjadi cikal bakal usaha "Yoers Street Coffee".

Merintis

Ide untuk membuka usaha kopi sebenarnya muncul dari sebuah kebutuhan. Setelah merantau ke Jogja, Abror merasakan tekanan ekonomi yang cukup berat. Sendirinya membiyayai kuliahnya sandiri dan sambil jualan kopi, dan pendapatannya tidak selalu mencukupi kebutuhan keluarga. Melihat kondisi ini, Abror memutuskan untuk mencoba peruntungan dengan menjual kopi di pinggiran jalan.

Berbekal modal seadanya, ia memulai usahanya dengan sangat sederhana. Setiap 3 tiga hari sekali beli bahan kopi, lalu meracik rujak di kos. Dengan motornya yang ia bawa dari rumah.

Namun, Abror tidak menyerah. Ia terus berinovasi dan memperbaiki resepnya. Dengan memadukan berbagai sirup, susu dan buah, serta menggunakan buah-buahan lokal yang segar, ia berhasil menciptakan kopi dengan cita rasa yang khas. Perlahan tapi pasti, mulai dikenal orang. Pelanggan mulai datang dan memberikan pujian untuk kesegaran kopinya.

Keberhasilan dan Perkembangan Usaha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline