Lihat ke Halaman Asli

Luthfi Pramudia 20107030026

UIN SUNAN KALIJAGA

Mengenal Budaya Kejawen dan Weton: Tradisi Jawa yang Penuh Makna

Diperbarui: 10 Mei 2024   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki banyak warisan budaya yang menggambarkan keberagaman etnis dan kepercayaan. Salah satunya adalah kebudayaan Jawa yang terkenal dengan kearifan lokalnya. Budaya Jawa memiliki aspek spiritual yang kuat, salah satunya adalah Kejawen, sebuah tradisi spiritual yang telah mengakar dalam masyarakat Jawa sejak berabad-abad yang lalu. 

Dalam tradisi ini, terdapat konsep Weton, yang menjadi kunci interpretasi dalam pemahaman diri dan kehidupan sehari-hari. Mari kita telusuri lebih dalam tentang budaya Kejawen dan konsep Weton.

Budaya Kejawen: Kearifan Lokal yang Mendalam

Kejawen merupakan gabungan dari ajaran Islam, Hindu, Budha, dan kepercayaan lokal Jawa yang lebih tua. Tradisi ini menekankan pada pemahaman spiritual yang mendalam dan hubungan manusia dengan alam semesta. Penganut Kejawen meyakini bahwa segala sesuatu di alam semesta ini memiliki energi atau kekuatan yang memiliki pengaruh pada kehidupan manusia. 

Oleh karena itu, banyak praktik dalam Kejawen yang berfokus pada upaya memahami dan mengelola energi tersebut untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan.

Salah satu aspek yang menarik dari Kejawen adalah inklusivitasnya. Meskipun Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Kejawen memberikan ruang bagi penganutnya untuk tetap mempertahankan keyakinan dan praktik spiritual mereka yang bersumber dari tradisi-tradisi sebelumnya. Hal ini mencerminkan toleransi dan akulturasi budaya yang telah terjadi di kepulauan Nusantara selama berabad-abad.

Konsep Weton: Mengenal Diri dan Nasib

Dalam konteks budaya Jawa, Weton adalah sistem penanggalan yang dipercaya dapat memengaruhi nasib seseorang. Weton terdiri dari dua unsur, yaitu Pasaran dan Pahing. Pasaran merujuk pada hari dalam penanggalan Jawa, sementara Pahing merujuk pada salah satu dari lima elemen dalam kalender Jawa (Ukir, Tunggak Semi, Tolu, Pati, atau Wage). Setiap kombinasi Pasaran dan Pahing dianggap memiliki karakteristik tertentu yang dapat memengaruhi kepribadian dan nasib seseorang.

Misalnya, seseorang yang lahir pada hari Jumat Legi dipercaya memiliki karakter yang berbeda dengan seseorang yang lahir pada hari Selasa Pon. Interpretasi Weton dapat berkisar dari nasib baik hingga buruk, sifat-sifat yang dimiliki individu, hingga pandangan tentang kesehatan dan keberuntungan.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa dalam praktiknya, tidak semua orang Jawa mempercayai atau mempraktikkan Weton secara ketat. Bagi sebagian orang, Weton mungkin hanya dipandang sebagai bagian dari tradisi atau bahkan diabaikan sama sekali. Tetapi bagi yang memegang keyakinan pada Weton, hal itu bisa menjadi panduan dalam mengambil keputusan penting dalam hidup, seperti menentukan hari baik untuk pernikahan atau memulai usaha baru.

Pengaruh Budaya Kejawen dan Weton dalam Kehidupan Sehari-hari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline