Lihat ke Halaman Asli

Iksan Maulana

Mahasiswa

Strategi Laos sebagai "Land Locked Country" dalam Isu Laut Cina Selatan.

Diperbarui: 26 April 2023   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Laos

Laos adalah sebuah negara terkurung daratan yang terletak di semenanjung Indochina Asia Tenggara. Secara Politik, Laos adalah negara komunis yang hanya mengakui satu partai politik yaitu Partai Revolusioner Rakyat Laos (LPRP).

Laos ini berbatasan dengan Thailand dan Myanmar di sebelah barat sedangkan di sebelah timur Laos berbatasan dengan Vietnam. Di sebelah selatannya, Laos berbatasan dengan Kamboja dan di sebelah utaranya berbatasan dengan Republik Rakyat Cina. Secara Astronomis, Laos berada diantara 14LU -- 22LU dan 100BT -- 108BT.

Laos memiliki luas wilayah sebesar 236.800 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 7.574.356 jiwa. Mayoritas penduduk Laos adalah beragama Buddha yaitu sekitar 64,7% dari total penduduk Laos. Sedangkan sekitar 31,4% memilih untuk tidak beragama dan sekitar 1,7% adalah agama Kristen. Bahasa resmi Republik Demokratik Rakyat Laos adalah Bahasa Laos.

Laos dalam Konflik Laut Cina Selatan 

Laut Cina Selatan merupakan jantung geopolitik dan geoekonomi bagi banyak negara, maka setiap gejala perubahan politik internasional dan munculnya ancaman akan berpengaruh terhadap negara-negara Asia Tenggara, tidak terkecuali Laos.

Konflik di Laut Cina Selatan merupakan salah satu ancaman yang berpotensi menimbulkan dampak negatif yang besar, dengan terganggunya stabilitas kawasan di Asia Tenggara. mengingat kawasan Laut Cina Selatan merupakan kawasan yang bernilai ekonomis, politik dan strategis dilihat dari posisi geografisnya yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik sebagai Jalur Pelayaran Perdagangan atau Sea Lane of Trade (SLOT) dan Jalur Komunikasi Internasional atau Sea Lane of Communication (SLOC). Di bidang perikanan, Laut Cina Selatan merupakan salah satu wilayah perikanan yang terkaya di dunia dan mengandung berbagai jenis ikan serta sumber-sumber kekayaan mineral yang potensial. Cadangan minyak Laut Cina Selatan diperkirakan sebesar 7,5 Barel dan saat ini produksi minyak bumi mencapai 1,3 Juta Barel/hari.  Wilayah Laut Cina Selatan memiliki peran dan arti geopolitik yang sangat besar karena menjadi titik temu Negara Cina dengan negara tetangga-tetangganya, terutama yang berada dalam wilayah Asia Tenggara dan meliputi masalah territorial, pertahanan serta keamanan.

Karena Laos sebagai negara yang terkurung daratan maka Laos sangat sedikit keterlibatannya dalam isu laut cina selatan. Dalam keanggotaannya di ASEAN, Laos sangat sering untuk memilih tidak membuka suara dalam berbagai hal terkait isu LCS ini. Hal tersebut dimungkinkan karena perkembangan ekonomi Laos yang masih kurang baik, membuat Laos harus memberi jalan terhadap bantun-bantuan investasi yang diberikan oleh Cina. Laos memiliki banyak kepentingan dengan Cina dalam hal investasi, tercatat sebesar $3 Miliar investasi dari Cina yang tertanam di Laos terhitung pada tahun 2011. Mulai dari pembangunan destinasi wisata sampai pada pengadaan rel kereta api yang akan menghubungkan Vientiane dengan Kunming.

Di lain pihak, negara-negara Asia Tenggara yang pada umumnya "negara lemah", berada dalam setidaknya beberapa opsi. Pertama, bersekutu dengan Cina agar tidak menjadi musuh atau kedua memperkuat diri dengan membentuk satu ikatan bersama dan menyeimbangkan Cina.

Meskipun Laos belum menyatakan secara langsung mengenai dukungannya terhadap Cina seperti Myanmar dan Kamboja, namun dengan besarnya pengaruh Cina di Laos, tidak menutup kemungkinan bila Laos akan semakin tergantung pada Cina dan menjadi salah satu pendukung posisinya dalam kasus sengketa Laut Cina Selatan.

Strategi Bandwagoning yang dijalankan Laos  

Terdapat kecenderungan perilaku strategi yang dijalankan oleh Laos terhadap Cina, atau biasa dikenal dengan bandwagoning. Strategi ini dilakukan oleh Laos karena memang pada dasarnya Laos tidak terlalu terganggu dengan kehadiran Cina di LCS. Justru Laos menunjukkan kebijakan menghindari konfrontasi guna mempertahankan situasi yang sudah dianggap menguntungkan dan terus membuka pintu kerja sama dengan Cina. Perilaku menghindari kebijakan konfrontatif supaya situasi tetap bertahan sebagaimana adanya dan terus mengupayakan peningkatan keamanan lebih melalui tindakan tersebut menunjukkan bahwa Laos memandang isu sengketa LCS dengan lensa realisme defensif.

Didorong oleh pemikiran realisme defensif dan pertimbangan pada pergeseran sistem internasional, Laos, menunjukkan sikap yang condong ke arah penerapan strategi pemihakan atau bandwagoning dengan Cina. Pernyataan ini didukung dengan tiga situasi pendorong penerapan strategi bandwagoning. Pertama, terkait isu kepercayaan, yang mana pengaruh Tiongkok sangat besar dalam perkembangan negara ini. Banyaknya proyek pembangunan dan investasi di Laos yang didominasi oleh Tiongkok menunjukkan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi antara Laos dengan Cina.

Dari sisi sejarah, Laos dengan stabil mengalami peningkatan kedekatan dengan Cina semenjak terbangunnya hubungan diplomatik yang diperkuat dengan pernyataan bersama di tahun 2000. Kedua, dari segi kapasitas nasional, Laos merupakan negara anggota ASEAN dengan daya saing yang rendah. Dalam Laos masih bergantung dengan investasi asing. Bagi Laos, tidak ada urgensi untuk melawan Tiongkok. Tingginya kepercayaan serta kapasitas nasional yang masih membutuhkan dukungan Cina membuat pilihannya untuk berada di pihak Cina menjadi pilihan rasional.

Kesimpulan 

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap Negara yang ada di Asia Tenggara mempunyai kepentingan tersendiri dalam hal ekonomi, politik dan kepentingan nasional nya. Perbedaan strategi yang dipilih masing-masing negara di Asia Tenggara dalam menghadapi Cina memiliki peranannya masing-masing. Persepsi terhadap lingkungan eksternal yang meliputi nilai, sistem keyakinan dan kognisi masing-masing negara menjadi pengaruh utama. Selain itu, pengaruh ekonomi-politik yang bersumber dari kekuatan ekstraregional terhadap masing-masing negara juga turut andil didalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline