Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka. Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Dengan ini Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau pot bunga.Pengolahan sampah secara baik dan benar dikenalkan sejak dini kepada murid SD. Diharapkan kelak mereka dapat menjadi pelopor peduli lingkungan.
Di SDN Sidomulyo 02 kota Batu, para murid diajak mendaur ulang sampah menjadi barang lebih berguna dan bernilai ekonomis. Karya mereka dipamerkan di internal sekolah, Oleh tangan-tangan imut itu, sampah plastik diubah menjadi tempat pot bunga yang sangat unik dan menarik.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dalam program PMM menjelaskan bahwa daur ulang sampah sebagai upaya mengajarkan siswa agar dapat mengelola sampah secara baik dan benar melalui program reuse, reduce, dan recycle (3R). Reuse siswa diajarkan bagaimana memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan. Reduce yakni mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah. Berikutnya recycle, mengolah kembali sampah menjadi produk atau barang yang dapat bermanfaat. Semoga dengan adanya kegiatan ini kelompok PMM gelombang 8 kelompk 59 berharap para siswa bisa mengerti, peduli, dan bijak mengelola sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H